26 WNI Berhasil Dievakuasi dari Afghanistan, Menlu: Ini Proses yang Tidak Mudah
Retno menceritakan, semula pesawat TNI AU berhasil mendapatkan slot pendaratan untuk 19 Agustus pukul 04.10, namun izin kembali ditarik dan ditunda.
Hal tersebut karena adanya perubahan perkembangan lapangan yang tidak kondusif.
“Semula kita sudah berhasil mendapatkan slot pendaratan untuk 19 Agustus pagi, sekitar pukul 04.10. Namun izin tersebut kemudian ditarik kembali dan ditunda karena ada perkembangan lapangan yang tidak kondusif. Perubahan yang sangat cepat menggambarkan dinamika di lapangan yang terus berubah,” terangnya.
Dengan situasi baru tersebut, Pemerintah Indonesia kata Retno kembali mengurus izin baru dan terus melakukan koordinasi baik internal maupun eksternal.
“Dari 18 Agustus malam sampai 20 Agustus dini hari, baik secara internal dan eksternal, sekali lagi, baik untuk mengurus mempersiapkan evakuasinya sendiri maupun mengurus izin landing di bandara Kabul. Kita juga tetap memutuskan bahwa pesawat tetap menunggu di Islamabad,” tuturnya.
Kemudian, pada 19 Agustus pukul 11.00, Retno kembali memimpin rapat koordinasi yang diikuti oleh tim Jakarta, Islamabad, dan Kabul guna melakukan asesmen kondisi di Afghanistan mendetailkan kembali rencana evakuasi serta upaya untuk mendapatkan izin landing yang baru.
Retno pun terus melakukan koordinasi dengan Menlu Turki, Menlu Norwegia dengan pihak Belanda, AS, dan NATO.
“Selain koordinasi pada working level komunikasi juga saya lakukan dengan Menlu Turki Menlu Norwegia dengan pihak Belanda, AS, dan NATO,” ucapnya.
Karena itu, Retno menyebut, proses tersebut tak mudah dan memerlukan koordinasi yang kuat.