CIANJURUPDATE.COM – Pandemi Covid-19 ternyata mempunyai dampak terhadap pendidikan di Indonesia. Mengingat, pembatasan interaksi sosial tentu membuat laju pertumbuhan dan kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan menjadi menurun. Tetapi, ini adalah cara yang efektif agar angka dari kasus covid tidak meningkat.
Kebijakan social distancing juga berakibat fatal terhadap dunia “lain”, bukan dong maksudnya dunia pedidikan. Bidang Pendidikan juga ikut berdampak atas kebijakan ini. Keputusan pemerintah yang mendadak meliburkan sekolah tatap muka menjadi daring/online.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dengan sistem online atau sistem dalam jaringan (daring) sejak bulan Maret 2020. Sarana pembelajaran jarak jauh ini tidak dapat dihindari dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Sarana pembelajaran tersebut di antaranya aplikasi google meet, aplikasi zoom, google classroom, youtube, televisi, maupun media sosial whatsapp. Di mana semua sarana tersebut dihasilkan dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju.
Dampak Covid-19 Terhadap Pendidikan
Peralihan pembelajaran ini meresahkan beberapa pihak, yang menjadi pilihan pemerintah dengan pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran daring.
Ada banyak faktor yang menghambat terlaksananya pembelajaran daring ini, seperti:
Penguasaan Teknologi yang masih Rendah
Tidak semua guru bisa menggunakan teknologi canggih macam sekarang ini, terutama guru generasi yang lahir tahun 1980 kebawah. Pada prinsipnya guru adalah manusia, bukan tidak bisa menggunakan teknologi kalau mau belajar pasti mampu.
Begitu juga pelajar, mereka harus mampu mengikuti perkembangan zaman. Karena tidak semua sudah terbiasa menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Juga beberapa sekolah tidak mengenalkan teknologi dalam pembelajaran karena terbatasnya fasilitas.
Keterbatasan Sarana dan Prasarana
Kepemilikan perangkat pendukung teknologi juga menjadi masalah tersendiri. Bukan lagi rahasia umum, bahwa kesejahteraan para guru masih sangat rendah, jangankan memenuhi hal tersebut untuk memenuhi kebutuhan pokok saja masih sulit.
Hal yang sama juga terjadi pada siswa, karena tidak semua orang tua mampu memberikan fasilitas teknologi pada anak-anaknya. Belum lagi kalau anaknya banyak yang masih duduk di bangku pendidikan. Kalaupun ada yang memiliki fasilitas, belum tentu orang tua bisa membimbing anaknya dalam pemanfaatan teknologi untuk proses belajar mengajar karena ketidaktahuan akan teknologi tersebut.
Jaringan Internet
Pembelajaran melalui daring tidak bisa lepas dari jaringan internet. Jika jaringan stabil tentu memudahkan guru/siswa dalam proses daring ini, namun untuk beberapa guru/siswa yang letak rumahnya masih jauh dari jangkauan sinyal tentu akan mempersulit mereka.
Biaya
Para guru dan siswa pastinya dianjurkan untuk membeli kuota agar bisa mendapatkan jaringan internet. Kuota yang dibeli harganya menjadi melonjak banyak diantara orang tua dan guru yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jairngan internet.
Perkembangan zaman akan menuntut perubahan peradaban, hal ini akan berdampak pada cara atau metode pembelajaran yang biasa dilakukan.
Untungnya sekarang ini pemerintah memberikan kuota gratis bagi mereka Pendidikan Anak Usia Dini, (PAUD), siswa, guru, mahasiswa, dan dosen. Masing-masing mendapatkan besaran kuota internet gratis berbeda-beda untuk menunjang kebutuhan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau belajar online selama COVID-19.(ct7/afs)