Ada Gas Amonia dan Klorin Beracun dalam Sumur di Cianjur yang Menewaskan Empat Korban

CIANJURUPDATE.COM – Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri menemukan gas beracun jenis amonia dan klorin dalam sumur yang menewaskan empat orang di Kampung Panahegan, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Cianjur.

Mereka melakukan pengecekan di lokasi kejadian pada Kamis (7/3/2024) mulai pukul 19.30 Wib sampai 20.30 Wib. Hasilnya, sumur tersebut memang mengandung gas beracun.

“Kita peroleh dengan alat kami itu, yang pertama ada gas amonia, yang paling tinggi kita peroleh itu 10,7 ppm. Kemudian kita juga peroleh gas klorin, itu sebesar 0,25 ppm,” kata salah seorang anggota Puslabfor Mabes Polri Ipda Syianto kepada Cianjur Update, Kamis (7/3/2024).

Terkait keempat warga yang meninggal diduga akibat menghirup gas beracun, Syianto menegaskan bahwa hal tersebut bisa saja terjadi.

BACA JUGA: Semua Korban Sumur Dengan Gas Beracun di Cianjur Berhasil Dievakuasi, Perjuangan Tim SAR Penuh Inspirasi

“Apalagi gas amonia itu memang ada sekian ppm dan terhirup oleh manusia itu ada rentang waktu dan batasan konsentrasinya. Lama-kelamaan dia bisa lemas, dan akhirnya makin jatuh itu,” ujar Syianto.

Gas amonia dan klorin, kata dia, adalah gas beracun yang bisa menyebabkan iritasi, sesak napas, pusing, mual, muntah, hingga kehilangan kesadaran jika terhirup dalam konsentrasi dan durasi tertentu. Ia mengatakan bahwa batas aman gas amonia adalah 25 ppm, sedangkan gas klorin adalah 0,5 ppm.

“Jadi kalau untuk iimbauan sendiri untuk masyarakat, hati-hati dalam melaksanakan pemeriksaan ataupun perbaikan di area yang memang sudah susah aliran udara,” ungkap dia.

Ia menuturkan, aliran udara akan tersumbat ketika seseorang masuk ke sumur denga ngas beracun. Misalnya, lanjut dia, seseorang di dalam sumur bisa mengeluarkan gas karbondioksida, oksigen berkurang, sementara gas beracun mnucul.

BACA JUGA: Bukan Menggali Sumur, Korban Sumur Gas Beracun di Cianjur Hendak Perbaiki Pompa Air

“Itu bisa berakibat iritasi dan bahkan hingga kematian seperti ini,” tutur Syianto.

Syianto juga mengungkapkan bahwa gas-gas beracun tersebut berasal dari alam, yaitu dari gas bumi yang ada di bawah tanah.

Ia mengatakan bahwa pergerakan gas bumi itu tidak bisa diprediksi, karena bisa muncul dan hilang secara tiba-tiba.

Dirinya menyarankan agar masyarakat tidak menggunakan sumur yang rawan terkena gas beracun, atau setidaknya melakukan pemeriksaan terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam sumur.

BACA JUGA: Kronologi Warga Terjebak di Sumur dengan Gas Beracun di Cugenang, Peristiwa Mencekam yang Mengancam Nyawa

“Untuk baiknya sih, jangan digunakan ya. Maksudnya dalam artian, takutnya kemudian adalah pergerakan seperti tadi, muncul lagi gas dalam konsentrasi tinggi. Dicek lagi sama orang dan bisa menyebabkan kehilangan kesadaran gitu,” ucap dia.

Pihaknya membawa alat deteksi dini dengan hasil yang memang terbilang masih aman untuk masyarakat sekitar. Tetapi, bisa saja ada bahaya yang mengintai warga.

“Tadi kalau misalnya tiba-tiba alatnya bunyi atau misalnya seperti itu, itu pasti kita langsung suruh minggir. Karena jangan sampai nanti terjadi yang tidak diinginkan. Nah selanjutnya kita juga bawa sampel untuk diperiksa di lab,” tutup Syianto.

Exit mobile version