Ada Kampung Banyak Anak di Cianjur, Mulai Enam sampai 14 Orang per Keluarga

CIANJURUPDATE.COM, Ciranjang – Ada kampung banyak anak di Cianjur tepatnya di Kampung Pasir Sasaungan, Desa Naggalamekar, Kecamatan Ciranjang. Di sana terdapat 100 keluarga dengan jumlah penduduk sekitar 700 orang.

Satu keluarga di sana minimal memiliki enam orang anak dan paling banyak 14 orang anak. Seperti halnya keluarga Pahrudin (53) warga setempat. Anak yang ke-14 lahir bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri 1442 H bulan lalu.

Fahrudin yang merupakan warga Kampung Pasir Sasaungan itu selama menikah dengan istrinya memiliki 14 anak, namun dua di antaranya meninggal dunia.

“Total punya 14 orang anak, tapi yang meninggal dunia dua sekarang yang masih hidup ada 12 anak. Tiga di antaranya sudah menikah,” ungkapnya, Rabu (30/6/2021).

Ia menjelaskan, usia jarak anak-anaknya rata-rata satu sampai dua tahun. Ketika ditanya mengenai ikut Program Keluarga Berencana (KB), ia menjawab istrinya sempat mengikuti program KB pil namun tidak cocok.

“Karena sering sakit-sakitan dan langsung berhenti,” tambahnya.

KB Jalan, Tambah Anak Juga Jalan

Sementara itu Ketua RT 02 Kampung Pasir Sasaungan, Iyus (40) mengatakan kondisi satu keluarga memilki banyak anak merupakan hal yang biasa di kampungnya.

“Sudah dari dulu warga di sini punya banyak anak, sudah turun-temurun. Paling sedikit satu keluarga punya enam anak. paling banyak ada yang 14. Kalau dulu ada yang sampai 15 anak,” kata Iyus.

Di sana ada sekitar 100 keluarga dengan jumlah jiwa lebih dari 700 orang. “Peribahasa banyak anak banyak rizki itu masih berlaku, maka di Kampung Pasir Sasaungan banyak anak,” tuturnya.

Ia menambahkan, warga sudah lama mengikuti program KB namun sebagian besar kaum perempuan tetap hamil. “Kebanyakan sudah pakai KB pil. Jadinya KB jalan, tambah anak tetap juga jalan,” tambahnya.

Kepala Desa Nanggalamekar, Hilman mengatakan dari seluruh kampung di wilayahnya hanya Kampung Pasir Sasaungan yang setiap warganya memiliki banyak anak. Dia mengaku akan berkooridinasi dengan pemerintah kecamatan dan kabupaten untuk memaksimalkan program KB.

“Memang hanya kampung itu yang dikenal banyak anak. Dari dulu memang begitu, mungkin masih berprinsip banyak anak banyak rezeki. Tapi sebagian besar sudah di-KB,” kata dia.(asi/rez)

Exit mobile version