Ahli Psikologis Forensik Ungkap Fakta Kematian Dante, Ada Tipu Muslihat Dari Pelaku?

CIANJURUPDATE.COM – Dua minggu setelah kematian tragis Raden Andante atau Dante di kolam renang Taman Air Tirtamas Pondok Kelapa, Duren Sawit, polisi telah mengungkap pelaku di balik kematian putra artis Tamara Tyasmara dan DJ Dimas Angger.

Hasil olah TKP dan pemeriksaan CCTV menunjukkan bahwa Dante, demikian ia akrab disapa, tewas setelah ditenggelamkan sebanyak 12 kali oleh Yuda Arfandi, pacar ibunda korban.

“Rekaman tersebut memperlihatkan adegan di mana korban dibenamkan kepalanya kurang lebih sebanyak 12 kali,” ungkap Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wirasatya Tripura dikutip siaran Kompas TV, Minggu (11/2/2024).

Yuda Arfandi, yang ditangkap di rumahnya pada Jumat (9/2/2024) pagi, langsung menjalani pemeriksaan urine. Hasilnya, tersangka negatif narkoba.

BACA JUGA: Begini Kronologi Lengkap Kenapa Dante Meninggal, Benarkah Hanya Tenggelam Saja?

Tamara Tyasmara, ibu korban, mengaku baru melihat rekaman CCTV kolam renang pada hari polisi menetapkan kekasihnya sebagai pelaku di balik kematian anaknya, Dante.

“Semua orang bilang aku diam, tapi sekarang Kak Sandi dan Kak Dian tahu bahwa aku nggak diam. Kalau aku diam, ngapain aku hari Kamis datang ke sini, tadi aku lihat CCTV-nya dari awal. Anakku meninggal, bukan koma, bukan cuma cacar, bukan cuma sakit. Jadi nggak mungkin seorang ibu diam aja. Mohon pengertiannya untuk semua, bukan berarti aku tutupin,” ujar Tamara Tyasmara.

Dimas Angger, ayah korban, mengklarifikasi adanya pernyataan bahwa anaknya bisa berenang. Ia pun menuntut Yuda Arfandi dihukum seberat-beratnya.

“Saya nggak pernah menyatakan pernyataan itu. Iya, dulu waktu umur satu tahun sampai dua tahun sempat kelas berenang di tempat les teman saya. Dan kita berhenti karena saat itu Covid,” kata Dimas Angger.

BACA JUGA: Mahasiswa Cianjur Terjerat Kasus Narkoba, Jual Ganja Sebanyak 1,5 Kg

Reza Indragiri, ahli psikologi forensik, menilai bahwa kematian Dante di tangan orang yang dikenalnya baik patut diselidiki. Apakah pendekatan pelaku adalah upaya untuk membuka akses menghabisi korban.

“Orang-orang dewasa yang melakukan viktimisasi terhadap anak-anak seringkali tidak sungguh-sungguh dalam membangun kepercayaan, tapi sesungguhnya memiliki tipu muslihat atau kepentingan di balik itu. Membangun kepercayaan, membangun relasi hanya sebuah cara untuk membuka akses pelaku agar mendekati diri si calon korbannya, dalam hal ini adalah anak, sekaligus membangun kepercayaan dari pihak yang seharusnya melindungi anak yaitu ibunya,” kata Reza Indragiri.

Kasus kematian Dante yang awalnya hanyalah kasus anak tenggelam, kini berubah menjadi pembunuhan berencana, usai bukti rekaman CCTV kolam renang menjadi alat bukti yang terkonfirmasi, bukan editan.

Exit mobile version