CIANJURUPDATE.COM, Campaka – Pak Utin (51), penderita tumor ganas asal Kampung Cibanteng, RT 04/RW 02, Desa Cimenteng, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur akhirnya akan menjalani pengobatan intensif dari pihak medis.
Semua itu dapat terealisasi atas dukungan semua pihak, sehingga Pak Utin memiliki harapan untuk sembuh dari penyakit tumor ganas yang sudah ia derita.
Kepala Desa Cimenteng, A Haris Suryadi mengatakan, dirinya sangat berterima kasih kepada seluruh elemen yang sudah membantu Pak Utin dalam ikhtiar kesembuhan melawan penyakit tumornya.
“Terkhusus untuk para dermawan, relawan, pihak puskesmas setempat, dan umumnya warga Kampung Cibanteng yang berinisiatif menggalang dana untuk membantu biaya operasional keberangkatan Pak Utin ke RS Bunut Sukabumi,” ujarnya kepada Cianjur Update, Kamis (3/6/2021).
Selain itu, dirinya menambahkan bahwa untuk persiapan rujukan pada 10 Juni 2021 mendatang ke RS Hasan Sadikin Bandung, pihak desa pun akan siap membantu kembali.
“Kami bantu dana operasionalnya, membuat kartu BPJS dan persyaratan lain yang harus dibawa, sampai ambulans desa pun sudah kami siapkan jika memang diperlukan,” tegasnya.
Terpisah, Kepala UPTD Puskesmas Campaka, dr Tito Nurtansah mengatakan, dirinya juga siap siaga membantu upaya penanganan yang memang bisa dilakukan pihak puskesmas.
“Insya Allah, dari pihak puskesmas akan terus mengawal kondisi Pak Utin sampai nanti keberangkatan pada 10 Juni ke RS Hasan Sadikin Bandung,” ungkapnya.
Ia pun mengatakan, pihaknya sudah beberapa kali datang ke rumah Pak Utin, penderita tumor ganas untuk memantau kondisi kesehatannya.
“Kami terus pantau kondisi Pak Utin dengan memberi obat sementara agar bisa mengurangi gejala dan rasa sakit saja,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Utin (51) menderita tumor yang terus membesar. Ia pun membutuhkan bantuan karena keterbatasan biaya akibat tidak bisa bekerja.
Ditemui Cianjur Update di rumahnya, ia menceritakan bahwa pekerjaannya tidak menentu. Utin melakukan apa saja yang bisa menghasilkan uang. Seperti mengumpulkan rongsokan, bekerja di penggilingan padi, kuli macul, dan lainnya secara serabutan.
Hal itu ia lakukan untuk menafkahi istri dan seorang anak yang tinggal di rumahnya. Namun sejak menderita tumor di hidungnya, ia lebih banyak istirahat di rumah karena tidak kuat.
“Kerasanya telinga terganggu, penglihatan tidak jelas, suka pusing, terus idung mampet. Jadi tidak bisa fokus kalau nyari rongsokan juga suka pulang, gak kuat,” tuturnya, Kamis (27/5/2021)
Ia menceritakan awal mula tumor yang ia derita. Ini terasa sejak empat bulan silam ketika bekerja di salah satu tempat penggilingan padi. Awalnya, Utin hanya merasa pilek dan mampet di hidung.
“Kerasanya gatal terus tiga hari pilek, berobat gak sembuh-sembuh. Hidung mampet kadang buka kadang nutup. Lama-lama mampet tidak buka yang sebelah kiri,” tambahnya.
Tidak lama kemudian, ada benjolan di hidungnya. Saat itu ukurannya sebesar bentolan gigitan nyamuk. Namun lama kelamaan semakin membesar, hingga saat ini ukurannya mirip kepalan anak-anak.
“Awalnya kecil seperti bentol digigit nyamuk, terus lama-lama sebesar ini. Udah empat bulanan,” tuturnya.
Ia pun sempat memeriksakan kondisinya ke salah satu rumah sakit di Kota Sukabumi. Namun Atin pun disarankan untuk menuju sebuah rumah sakit di Bandung.
Masyarakat yang iba dengan kondisinya berusaha membantu sebisa mungkin. Ada yang ikut mengurus administrasi kependudukan, hingga mengurus BPJS Mandiri bersama BPD.
Singkat cerita, beberapa waktu lalu ia pun diantarkan ke Bandung untuk memeriksakan kondisinya menggunakan ambulans Pemdes Cimenteng.
Namun karena ada berkas yang tidak lengkap, Utin pun kembali ke Cianjur. “Katanya hasil rontgen tidak ada, jadi hanya konsul saja. Belum ada perawatan,” paparnya.
Rencananya, 10 Juni 2021 mendatang ia akan kembali ke rumah sakit di Bandung. Namun Utin masih kebingungan karena tidak punya biaya untuk kebutuhan sehari-hari dan lainnya.
“Kerja tidak konsen karena sakit, istri juga sakit,” ujarnya.
Melihat kondisi tersebut, pemuda sekitar pun iba. Mereka ikut mendampingi Atin dan berusaha mencari donatur untuk membantunya.
Salah satunya, Aji dari Komunitas Pendaki. Ia mengatakan, meskipun sudah didaftarkan BPJS, Atin masih membutuhkan bantuan untuk menutupi biaya tak terduga.
“Yang dikhawatirkan itu takut ada obat yang tidak dicover BPJS, biaya setelah berobat, dan biaya hidup keluarganya karena Pak Utin kan tidak bisa bekerja. Belum lagi operasional untuk berobat karena dari Campaka ke Bandung jauh,” jelasnya.
Ia berharap ada dermawan yang mau membantu meringankan beban Utin untuk berobat atau kebutuhan sehari-hari.
“Semoga ada yang membantu apapun itu agar meringankan beban Pak Atin. Kami khawatir karena tumornya terus membesar,”tambah Aji.(ct10/rez/sis)