CIANJURUPDATE.COM – Seorang anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) di Tangerang Selatan, Aurellia Qurratu Aini, meninggal dunia. Wanita yang merupakan seorang pelajar kelas XI MIPA 3 dari SMA Islam Al Azhar BSD ini mengembuskan napas terakhir pada Kamis (1/8/2019).
Berdasarkan penuturan Farid Abdurrahman (42), ayah Aurel, putrinya kerap bercerita tentang kerasnya perlakuan senior saat latihan. Namun Aurel meminta ayahnya untuk tidak ambil sikap.
“Pernah anak saya cerita bahwa ada yang komplain, akhirnya mereka dihukum semakin berat. Itu yang membuat anak-anak takut berbicara yang sebenarnya,” ucapnya seperti dikutip dari Tribunnews.
Pelatihan yang keras ini juga, dianggap tidak lazim. Aurel pernah bercerita, terkadang mereka disuruh push up dengan tangan dikepal. Hal itu membuat jari-jari cincin menghitam.
Mereka juga pernah disuruh makan jeruk bersama kulitnya.
Selain latihan fisik, para peserta juga diberi tugas rumah yang membuat mereka tidur larut.
“Kemudian senior memberikan tugas tambahan, tugas tambahan ini yang membuat psikologis makin drop. Seperti dia harus membuat buku diary setiap hari, dia harus ngisi padahal dia sudah capek kegiatan pagi sampai malam,” tambah Farid.
Semua perlakukan ini membuat fisik dan psikologis Aurel lemah. Kamis (1/8/19) lalu, Aurell meninggal dunia. Ia ambruk di rumah dan meninggal di rumah sakit.
Ia sempat bangun pukul 04.00 setelah sebelumnya menyelesaikan tugas buku diary, perintah seniornya sejak pukul 01.00 malam.
“Karena sudah capeknya, dia limbung langsung nggak sadar. Kita bawa ke rumah sakit sudah tidak tertolong,” ucap dia.
Bantah Adanya Kekerasan Fisik
Sementara itu Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Tangerang Selatan angkat bicara terkait adanya paskibraka yang meninggal dunia. Ketua PPI Tangsel, Warta Wijaya, membantah adanya kekerasan fisik selama pelatihan dan pendidikan.
Namun terkait luka yang disebutkan ada pada tubuh Aurel butuh data lebih lanjut. “Jadi belum, kalau secara langsung sebetulnya tidak ada kekerasan kontak fisik secara berlebih ke peserta tidak ada,” paparnya seperti diberitakan detikcom, Sabtu (3/8/2019).
Ia menjelaskan, ada 50 orang yang mengikuti latihan paskibraka, sejak 9 Juli hingga 10 Agustus 2019. Rencananya, mereka akan dikukuhkan sebagai anggota paskibraka pada 11 Agustus 2019.
Ia menuturkan, latihan tersebut sudah sesuai standar dan prosedur, dengan adanya pendampingan pelatih baris berbaris dari TNI dan Dispora. (ct3/bbs)