Angka Kemiskinan di Jawa Barat Turun 180 Ribu Orang, Ini Faktor Pendorongnya

Di perdesaan, komoditas utama yang memengaruhi GK adalah beras (25,52 persen), rokok kretek filter (8,79 persen), dan telur ayam ras (4,51 persen). Untuk non-makanan, perumahan memberikan kontribusi 10,13 persen.
BACA JUGA: Mensos Beri Motivasi pada 200 Korban Gempa Cianjur, Bahas Soal Hidup Bersih dan Produktif
Kemiskinan di Perkotaan dan Perdesaan
Darwis menambahkan, kemiskinan di perkotaan mengalami penurunan lebih besar dibandingkan perdesaan. Di perkotaan, angka kemiskinan menurun sebesar 0,42 persen poin atau 141 ribu orang, sedangkan di perdesaan turun 0,22 persen poin atau 39 ribu orang.
“Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 1,21 pada Maret 2024 menjadi 1,05 pada September 2024. Indeks Keparahan Kemiskinan juga menurun dari 0,29 menjadi 0,24,” tambahnya.
BPS juga melaporkan gini ratio Jawa Barat pada September 2024 sebesar 0,428, yang masuk kategori ketimpangan sedang. Ketimpangan di perkotaan (0,439) lebih tinggi dibanding perdesaan (0,327).
Darwis berharap capaian ini dapat menjadi momentum untuk terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Barat.
“Dengan kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, kita bisa menekan angka kemiskinan lebih jauh,” tutupnya.