Apa Itu FOMO dan JOMO? Simak Penjelasan dan Contohnya
Orang yang berhasil menikmati JOMO sebenarnya memiliki kecerdasan emosional yang tidak biasa. JOMO dapat mendatangkan kebahagiaan versi dirinya sendiri. Sebab di tengah dunia yang serba sibuk dan informasi lalu lalang dengan cepat, mereka tak merasa ada keharusan untuk mengikuti apa yang tengah terjadi.
Ini adalah keistimewaan dari JOMO, bahkan mereka tak harus mengunggah sesuatu demi rekognisi atau apresiasi dari sekitar. Tak ada keinginan untuk pamer demi mendapat pengakuan atau diberi tempat dalam suatu lingkaran pertemanan tertentu.
Artinya, orang yang berhasil menikmati ini tak punya keharusan melakukan apapun. Mereka bisa melakukan perjalanan keliling dunia bahkan tanpa mengunggah satu foto pun karena benar-benar menikmati petualangannya. Ini tidak mudah, lagi-lagi karena ada tekanan dari media sosial yang ikut berperan.
Sudah jelas apa itu FOMO dan JOMO? Lalu bagaimana Belajar Menikmati JOMO?
Bagi orang yang FOMO, belajar menikmati JOMO yang merupakan kebalikannya tentu bukan perkara sepele. Orang yang mengalami fear of missing out akan terus menerus merasa ada keharusan melihat apa tren yang sedang terjadi.
Tentunya tak hanya sampai di situ. Hal ini juga diikuti keharusan untuk mengunggah sesuatu dengan topik serupa agar dianggap mengikuti tren.
Namun, menikmati JOMO bukannya tak bisa dipelajari. Beberapa cara untuk melatihnya bisa dengan:
Menghargai Waktu
Sebisa mungkin, buat jadwal dan prioritas apa yang penting dilakukan dan apa yang tidak. Jika ada project yang paling penting, tuliskan sebagai prioritas utama. Dengan demikian, seseorang akan lebih menghargai waktu.