Apa Itu Peanut the Squirrel? Tupai Terkenal yang Mati Viral di Media Sosial

Namun, aturan hukum lebih keras dari dukungan ribuan orang. New York menganggap hewan liar seperti Peanut sebagai milik negara.
Hukum tak kenal belas kasih untuk Peanut yang sudah dianggap “keluarga”.
BACA JUGA: Viral ASN di Cianjur Kampanyekan Paslon Herman-Ibang, Bawaslu Langsung Bergerak
Aturan yang Memisahkan Cinta Hewan dan Pemiliknya
Kepemilikan hewan liar ternyata tidak mudah di Amerika. Hukum di New York melarang kepemilikan hewan liar tanpa izin khusus.
Untuk menjadi pemilik hewan liar, seseorang harus lulus lisensi. Prosesnya panjang, memakan waktu, dan butuh izin yang sulit didapat.
Kasus Peanut menunjukkan bagaimana aturan kadang bisa menghapus ikatan kasih.
Proses yang Menyakitkan untuk Pecinta Hewan
Mark tidak sekadar kehilangan Peanut, tapi juga haknya. Ia merasa aturan itu tidak mempertimbangkan ikatan emosionalnya.
Ia bahkan siap patuh hukum, tapi kurang arahan dari otoritas. Kekecewaan ini terasa dalam ungkapan tangisnya di media sosial.
Kehilangan ini bukan cuma fisik, tapi rasa sakit emosional.
BACA JUGA: Viral Duel 3 vs 3 Siswa SDN 2 Ibu Jenab Cianjur, Lantai Masjid Jadi Arena Pertarungan
Pengorbanan Peanut the Squirrel Demi Kesehatan Publik?
Apakah benar Peanut harus “dikorbankan” demi keamanan umum? Pemerintah berdalih bahwa risiko rabies cukup besar bagi manusia.
Dalam kasus ini, orang yang bersentuhan dengan Peanut disarankan ke dokter. Peanut menjadi contoh betapa seriusnya isu rabies di kalangan hewan liar.
Tapi bagi Mark, pengorbanan Peanut terasa tidak adil dan menyakitkan.
Kisah Tragis Peanut the Squirrel yang Jadi Pembelajaran
Kisah Peanut jadi pembelajaran buat banyak pencinta hewan liar. Mereka harus tahu risiko hukum saat memelihara hewan yang tidak biasa.