CIANJURUPDATE.COM – Peanut the Squirrel, siapa sih sebenarnya? Nama yang melesat. Si tupai imut ini viral jadi perbincangan, bikin heboh.
Dari sekian banyak hewan peliharaan unik, Peanut punya pesona beda. Pencinta hewan dan warganet tahu banget nama Peanut the Squirrel.
Kisah hidupnya, singkat tapi berkesan, menjadi topik hangat. Kisah ini pun dibumbui tragedi yang bikin banyak orang emosi.
BACA JUGA: Prediksi Tottenham Hotspur vs Aston Villa 3 November 2024, Bisakah The Lilywhites Bangkit Lagi?
Dari Kandang ke Dunia Maya, Peanut the Squirrel Lahir
Ketenaran Peanut dimulai berkat pemiliknya, Mark Longo. Lewat akun media sosialnya, Mark memperkenalkan Peanut.
Kehidupan Peanut seperti kisah selebriti, penuh suka dan duka. Bersama Peanut, Mark menciptakan konten lucu dan unik.
Dalam tujuh tahun terakhir, Peanut si tupai jadi bintang dunia maya. Videonya, penuh tingkah polos Peanut, mencuri hati siapa saja.
Tangis Pemilik yang Kehilangan
Tapi kisah bahagia Peanut harus berakhir tragis. Mark, sang pemilik, terpaksa berpisah dengan Peanut.
Tangis dan sedih memenuhi unggahan terakhir tentang Peanut. Dalam video terakhir, Mark mengungkapkan kesedihannya, “Peanut adalah yang terbaik untuk kami.”
Kata-katanya terasa jujur dan menyayat hati. Tak banyak hewan yang mendapat ungkapan cinta seperti itu.
BACA JUGA: Prediksi Manchester United vs Chelsea 3 November 2024, Jangan Lewatkan Big Match Malam Ini
Konflik dengan Hukum
Peanut ternyata menjadi korban aturan hukum yang ketat. Aturan New York melarang kepemilikan hewan liar sebagai peliharaan.
Pihak berwenang menemukan Peanut dan seekor rakun di rumah Mark. Menurut mereka, risiko rabies dari hewan liar terlalu besar.
Keputusan mereka? Peanut dan si rakun diambil paksa untuk diuji rabies.
Kenapa Sih Peanut Sampai Dibawa Paksa?
Pihak berwenang menyebut, adanya risiko rabies di sekitar mereka. Seorang terlibat investigasi kabarnya sempat digigit oleh Peanut.
Penanganan ini dianggap wajib sesuai hukum setempat. Para petugas menyita Peanut dan rakun, untuk diuji rabies.
Langkah mereka memang ketat, tapi dianggap perlu untuk keselamatan. Prosesnya menciptakan kegemparan, karena Peanut sudah dianggap keluarga.
Proses Penangkapan yang Penuh Drama
Pengambilan Peanut dan rakun itu berlangsung cukup dramatis. Petugas memasuki rumah Mark selama lima jam penuh.
Dalam operasi itu, mereka memeriksa setiap sudut rumahnya. Mark merasa langkah mereka berlebihan, mengacak-acak rumahnya.
Menurut Mark, para petugas bertindak berlebihan dan mengancam. Ada petisi online agar Peanut dikembalikan, tapi gagal.
Kehidupan Peanut the Squirell di Balik Kandang
Peanut tidak sekadar hewan peliharaan biasa. Dia punya kehidupan yang penuh cinta, kebebasan di rumah Mark.
Mereka sudah menyiapkan dokumentasi untuk menjadi pemilik resmi. Sayangnya, waktu dan prosedur tidak memihak mereka.
Langkah Mark untuk memenuhi aturan terbentur prosedur panjang. Upaya kerasnya seakan sia-sia, Peanut harus pergi selamanya.
Petisi yang Membludak
Warganet tidak tinggal diam melihat kisah tragis Peanut. Banyak yang bersimpati, ikut menyuarakan petisi menuntut kebebasan Peanut.
Namun, aturan hukum lebih keras dari dukungan ribuan orang. New York menganggap hewan liar seperti Peanut sebagai milik negara.
Hukum tak kenal belas kasih untuk Peanut yang sudah dianggap “keluarga”.
BACA JUGA: Viral ASN di Cianjur Kampanyekan Paslon Herman-Ibang, Bawaslu Langsung Bergerak
Aturan yang Memisahkan Cinta Hewan dan Pemiliknya
Kepemilikan hewan liar ternyata tidak mudah di Amerika. Hukum di New York melarang kepemilikan hewan liar tanpa izin khusus.
Untuk menjadi pemilik hewan liar, seseorang harus lulus lisensi. Prosesnya panjang, memakan waktu, dan butuh izin yang sulit didapat.
Kasus Peanut menunjukkan bagaimana aturan kadang bisa menghapus ikatan kasih.
Proses yang Menyakitkan untuk Pecinta Hewan
Mark tidak sekadar kehilangan Peanut, tapi juga haknya. Ia merasa aturan itu tidak mempertimbangkan ikatan emosionalnya.
Ia bahkan siap patuh hukum, tapi kurang arahan dari otoritas. Kekecewaan ini terasa dalam ungkapan tangisnya di media sosial.
Kehilangan ini bukan cuma fisik, tapi rasa sakit emosional.
BACA JUGA: Viral Duel 3 vs 3 Siswa SDN 2 Ibu Jenab Cianjur, Lantai Masjid Jadi Arena Pertarungan
Pengorbanan Peanut the Squirrel Demi Kesehatan Publik?
Apakah benar Peanut harus “dikorbankan” demi keamanan umum? Pemerintah berdalih bahwa risiko rabies cukup besar bagi manusia.
Dalam kasus ini, orang yang bersentuhan dengan Peanut disarankan ke dokter. Peanut menjadi contoh betapa seriusnya isu rabies di kalangan hewan liar.
Tapi bagi Mark, pengorbanan Peanut terasa tidak adil dan menyakitkan.
Kisah Tragis Peanut the Squirrel yang Jadi Pembelajaran
Kisah Peanut jadi pembelajaran buat banyak pencinta hewan liar. Mereka harus tahu risiko hukum saat memelihara hewan yang tidak biasa.
Tidak cukup hanya cinta dan perawatan, izin juga harus lengkap. Peanut menunjukkan bahwa kasih dan hukum kadang bertentangan.
Aturan ini kadang keras, memisahkan manusia dari hewan yang mereka sayangi.
BACA JUGA: Viral Video Asusila Guru dan Murid di Gorontalo, Ini Fakta dan Respons Pihak Berwenang
Akankah Ada Perubahan Hukum Setelah Kasus Peanut?
Setelah insiden Peanut, banyak suara untuk perubahan aturan hukum. Beberapa pihak berargumen bahwa harus ada kebijakan khusus.
Kasus seperti Peanut seharusnya dipertimbangkan secara emosional dan bijaksana. Penanganan hewan liar yang dipelihara bisa lebih manusiawi.
Perubahan ini mungkin masih jauh, tapi diskusi sudah dimulai.
Langkah Mark untuk Keadilan
Mark Longo berencana melawan hukum untuk keadilan Peanut. Ia ingin keadilan, bukan hanya untuk Peanut, tapi juga hewan lainnya.
Ia akan mengambil langkah hukum atas tindakan berlebihan petugas. Bagi Mark, ini adalah soal prinsip, bukan sekadar emosi.
Ia berharap, kisah Peanut jadi peringatan bagi yang lain.
Selamat Jalan, Peanut The Squirrel yang Dicintai
Kisah Peanut si tupai telah menginspirasi dan membuat hati hancur. Bagi Mark dan banyak orang, Peanut bukan sekadar hewan liar.
Dalam hati pecintanya, Peanut adalah sahabat, keluarga, dan inspirasi. Meski Peanut sudah tiada, ia akan tetap hidup dalam kenangan.
Selamat jalan, Peanut si tupai yang meninggalkan jejak cinta di dunia.