CIANJURUPDATE.COM – Setiap negara memiliki ciri khas yang memberi mereka identitas global. Adanya budaya mewakili pengenal atau identitas diri. Suatu kebiasaan yang sering dilakukan oleh suatu kelompok orang di suatu tempat biasanya disebut sebagai budaya. Budaya adalah produk dari kreativitas manusia melalui otak mereka. Ada juga adat istiadat yang membolehkan seorang wanita melamar pria untuk dipinang, seperti yang terlihat di daerah Padang. Meskipun hukumnya haram dan halal menurut agama, hal inilah yang membedakan suatu kelompok masyarakat.
Indonesia ada banyak budaya yang masih digunakan oleh kelompok masyarakat tertentu hingga saat ini, atau mungkin sudah ditinggalkan dengan suatu alasan. Kelompok masyarakat lain dapat mengetahui budaya yang digunakan oleh kelompok tersebut melalui lisan, pengamatan langsung, atau tulisan. Ini adalah alasan mengapa Indonesia dikenal sebagai negara dengan budaya yang beragam.
Tulisan adalah cara masyarakat Indonesia di masa lalu untuk memperkenalkan budaya mereka. Tulisan itu biasanya berbentuk sebuah cerita, yang pada masa itu dikenal sebagai roman.Banyak literatur dibuat selama masa penjajahan oleh para sastrawan yang berusaha menceritakan budaya lokal mereka.Sebagian besar karya penulis menunjukkan bahwa mereka sebenarnya tidak setuju dengan beberapa budaya lokal. Mereka menyampaikan protes mereka dengan halus dalam roman, yang dianggap sebagai karya sastra.
BACA JUGA: Sastra di Era Globalisasi
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, budaya adalah produk dari pola pikir manusia. Oleh karena itu, banyak hal yang mempengaruhi budaya, atau produk dari pola pikir manusia. Karya sastra adalah salah satu faktor tersebut. Kata Dulce et utile menunjukkan hal ini. Dalam dunia sastra, kata ini tidak asing; itulah fungsi sastra. Karya sastra yang berasal dari tulisan tangan seorang sastrawan dimaksudkan untuk menghibur dan membantu pembaca.
Manfaat yang diterima pembaca dapat mengandung pesan moral, agama, atau bahkan budaya.Karena itu, sangat mungkin bahwa pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui tulisannya dapat mempengaruhi pola pikir orang, khususnya budaya masyarakat. Pola pikir ini bahkan bisa mengubah hidup mereka. Ini dapat dilihat dari sejarah hubungan sastra Indonesia dengan budaya. Oleh karena itu, “Peranan Sastra dalam Membangun Keragaman Budaya: Perspektif Sejarah” adalah tujuan peneliti.
Pada hakikatnya, baik sastra maupun budaya atau kebudayaan memiliki pengaruh satu sama lain. Kedua hal tersebut memiliki hubungan timbal balik. Pengaruh budaya, salah satunya adat istiadat atau tradisi bisa dilihat pada roman Tenggelamnya Van Der Wijck karya Hamka. Pada karya tersebut, tema yang dipakai adalah cinta sejati yang tidak bisa disatukan karena adat istiadat. Hamka mengamati dan melihat adat istiadat yang berlaku di tempat asalnya, yaitu Padang, Sumatera Barat.
BACA JUGA: Tak Kenal maka Tak Sastra
Hamka memakai tokoh yang bernama Zainuddin dan Hayati. Kedua tokoh ini berasal dari suku yang berbeda. Hayati merupakan gadis dari suku Padang asli, sedangkan Zainuddin tidak jelas kesukuannya, ayahnya memang berasal dari suku Padang asli, namun ibunya berasal dari Bugis. Baik di Padang maupun Bugis, ia sama-sama tidak diakui. Percintaan mereka sendiri tidak bisa disatukan dalam pernikahan karena perbedaan ini.
Masyarakat Padang pada masa itu sangat memegang teguh budaya yang ada di tempatnya, yakni adat istiadat dalam pernikahan. Begitulah yang terjadi dalam dunia karya sastra bahwa segala persoalan yang berada di masyarakat sangat menentukan para satrawan dalam menentukan tema yang ingin dipakai dalam karyanya.
Jika dilihat dari pemaparan sebelumnya, hal tersebut akan ada kaitannya dengan pendekatan mimetik. Di sini akan diketahui bahwa seorang pengarang dalam proses menulis karyanya, ia memasukkan realitas kehidupan nyata yang berada di sekitarnya. Semua yang ditulis oleh pengarang merupakan tiruan dari realitas yang ada di masyarakat.Hal ini berarti baik sosial maupun budaya (sosio-kultural) memiliki pengaruh yang besar untuk kesastraan, khususnya di Indonesia.
BACA JUGA: Melacak Jejak Identitas Bangsa Melalui Sastra
Jadi dapat disimpulkan bahwa budaya dan sastra terkait satu sama lain. Mereka berhubungan satu sama lain. Karya sastra sangat dipengaruhi oleh budaya, yang pada gilirannya memainkan peran penting dalam membangun keragaman budaya. Selain itu, kritik yang terkandung dalam karya sastra dapat mempengaruhi pemikiran pembaca dan bahkan dapat mengubah budaya yang sudah ada.
Seorang sastrawan yang berusaha membangun kebudayaan Indonesia harus memadukan segala aspek masyarakat dalam karyanya, sehingga karya tersebut tidak hanya menghibur orang, tetapi juga dapat membantu memperbaiki bangsa ke depannya.