Balita Penderita Gizi Buruk Asal Agrabinta Tiba di RSUD Cianjur, Siap Jalani Perawatan

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Muhammad Bayu, balita penderita gizi buruk yang berusia 20 bulan asal Kampung Simpang Tiga, RT 02/RW 03 Desa Tanjungsari, Kecamatan Agrabinta, Cianjur, kini sudah tiba di RSUD Cianjur.

Bayu datang bersama kedua orangtuanya dan akan mulai menjalani perawatan. Bahkan, Pemkab Cianjur akan menanggung semua biaya pengobatan Bayu selama di rumah sakit.

“Iya, Bayu sudah tiba di RSUD Cianjur untuk mendapatkan perawatan. Bayu dan kedua orangtuanya diantar oleh petugas Puskesmas Agrabinta dan pihak desa,” ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Irvan Nur Fauzi, Jumat (28/5/2021).

Menurutnya, pihak pemerintah akan menanggung semua biaya pengobatan Bayu hingga sembuh.

“Untuk semua pembiayaan pengobatan Bayu di RSUD Sayang Cianjur akan kita gratiskan,” jelasnya.

PERAWATAN: Muhammad Bayu, balita penderita gizi buruk asal Agrabinta kini sudah menjalani perawatan di RSUD Sayang Cianjur. (Foto: Rusmana/cianjurupdate.com)

Diberitakan sebelumnya, seorang balita di Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur menderita gizi buruk. Kondisi bayi berusia 20 bulan itu sangat memprihatinkan dengan kondisi tubuh sangat kurus, dan hanya tersisa kulit serta tulang yang menonjol.

Bayi bernama lengkap Muhammad Bayu itu merupakan anak bungsu dari empat bersaudara dari pasangan Ahmidin (38) dan Alisa (31).

Alisa, ibu dari balita tersebut mengungkapkan, bahwa Bayu terlahir dengan kondisi normal, layaknya bayi pada umumnya. Berat badan Bayu saat lahir bahkan mencapai 3,4 kilogram.

Namun saat menginjak usia 1 tahun, Bayu mulai menunjukan gejala penyakit dan sering sakit-sakitan. Bayu kerap mengalami demam tinggi hingga sering diare.

Setiap hari kondisi Bayu pun semakin memprihatinkan, berat badannya yang semula 8 kilogram saat usia 13 bulan, kini terus menurun.

Bahkan, di usianya yang menginjak 20 bulan atau hampir 2 tahun itu, berat badan Bayu hanya sekitar 5 kilogram saja. Padahal idealnya, dalam usia tersebut berat badan bayi berkisar 8 hingga 11 kilogram.

Sebelumnya, Pemkab Cianjur menjamin pembiayaan bayi penderita gizi buruk. Tidak hanya untuk pengobatan dan keluarga pasien, tapi juga akan dipenuhi kebutuhannya selama perawatan di rumah sakit.

Wakil Bupati Cianjur, TB Mulyana Syahrudin menjelaskan, masalah stunting bukan hanya tanggung jawab Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dinas Sosial (Dinsos) saja, akan tetapi menjadi tanggung jawab bersama dinas lainnya.

“Semua dinas bisa bersinggungan. Misalnya seperti PDAM, kata Pak Bupati meminta menggratiskan biaya air untuk keluarga yang stunting. Jadi semua berkonsentrasi dan berkomitmen menangani gizi burum ini,” ujarnya kepada Cianjur Update, Jumat (28/5/2021)

Selain itu, Mulyana mengklaim, bahwa angka stunting atau gizi buruk di Kabupaten Cianjur mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya.

“Meskipun jumlah mengalami penurunan dengan tahun sebelumnya. Namun, jumlah kasusnya masih cukup tinggi,” jelasnya.

Kondisi itu, lanjutnya, harus mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Tidak hanya soal layanan medis, tetapi perhatian dan pengawasan usai menjalani pengobatan.

“Banyak pasien gizi buruk yang tidak segera ditangani lantaran keterbatasan biaya. Selain itu, tidak sedikit juga yang memaksa anaknya pulang dan memilih dirawat di rumah, karena tidak punya bekal jika berlama-lama di rumah sakit,” paparnya.

Tb Mulyana mengungkapkan, telah melakukan pembahasan dengan dinas terkait untuk jaminan kesehatan untuk balita penderita gizi buruk dan jaminan biaya keluarga pasien selama di rumah sakit.

“Kita bahas, supaya penanganan gizi buruk bisa maksimal. Selain untuk pengobatan pasien, kami juga upayakan supaya kebutuhan penunggu pasiennya terjamin untuk sehari-harinya. Jangan sampai anak mereka ditangani, tapi penunggu pasien bingung untuk makan dan kebutuhan lainnya,” terangnya.(ct10/afs/sis)

Exit mobile version