Banyak Siswa Stres Jalani PJJ, Siswa Sekolah Harus Jalani Terapi Kesehatan Mental
“Kasus bunuh ini sangat mengkhawatirkan, karena saat ini bunuh diri menjadi penyebab kematian nomor dua di dunia. Dimana yang paling sering dilakukan oleh usia muda antara usia 15–24 tahun. Bahkan WHO mengatakan bahwa ada satu orang yang meninggal karena bunuh diri setiap 40 detik,” tuturnya.
Astri menjelaskan, jika kita menyimak pengakuan dari ibu korban yang menyatakan bahwa ananda adalah remaja yang memiliki sifat pendiam yang merupakan karakteristik khas dari kepribadian melankolis. Kepribadian melankolis adalah pribadi pemikir, prefeksionis, bijak, dan sangat teliti.
“Meski begitu, jika menghadapi masalah, tipe kepribadian ini umumnya selalu melihat masalah dari sisi negatif, sehingga cenderung menjadi pemurung dan tertekan,” jelasnya.
Selain tugas BDR yang menumpuk, Astri pun menyebut, masalah lain yang bisa jadi pemicu beban mental para siswa adalah karena siswa masih berusaha menyesuaikan diri dengan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang tidak jarang sering mengalami gangguan. Misalnya kualitas signal yang tidak merata pada PJJ yang menggunakan jaringan internet, atau karena siswa belum faham penuh mengenai materi yang diajarkan, serta ketidakmerataan keterampilan siswa dalam memahami dan menggunakan beragam aplikasi penunjang PJJ.
“Sebagai orang terdekat siswa, hal lain yang bisa dilakukan untuk pencegahan percobaan bunuh diri di antaranya adalah mendengarkan dengan seksama sekaligus mempelajari apa yang siswa pikirkan dan rasakan. Membantu siswa mengatasi depresi yang dialami, jangan mengabaikan perasaan siswa terhadap suatu hal, meski hal itu sepele atau mudah untuk diselesaikan. Terakhir, meminta bantuan profesional untuk menjalani psikoterapi demi kesehatan mentalnya,” tandasnya.(sis/afs)