CIANJURUPDATE.COM, Cipanas – Penemuan beras bercampur pelastik dari Bantuan Pemerintah Non Tunai (BPNT) di Kampung Margaluyu, Desa Sukratu, Kecamatan Bojongpicung, Cianjur masih menjadi polemik. Hal ini pun menjadi perhatian Bupati Cianjur, Herman Suherman dan Pimpinan Bulog Cabang Cianjur.
Bupati Cianjur, Herman Suherman mengatakan, pihaknya memperhatikan bahwa penemuan beras plastik di Bojongpicung yang terjaring itu hanya 8 orang. Ia pun heran, plastik lebih mahal daripada beras dan kenapa harus dicampurkan.
“Ini harus diusut oleh hukum harus segera di tuntaskan karena ini hanya mengacaukan. Saya dengan Kapolres ini harus dituntaskan,” tuturnya, Selasa (22/09/2020).
Herman mengungkapkan, logikanya dari sekian ratus ribu, hanya delapan temuan. Delapan temuan pun hanya beberapa plastiknya, tidak berdominan plastik.
“Dan, kalo memang beras itu dicampur plastik pasti lebih mahal bukan lebih murah. Karena pelastik itu lebih mahal kan, ini ada apa? Sehingga ini harus usut tuntas kasihan masyarakat,” ucap Herman.
Pihaknya menuturkan pemerintah dan pihak kepolisian sedang mengusut tuntas adanya dugaan beras pelastik tersebut dicek dan dicari. Karena, hal tersebut dinilai fitnah mau menghancurkan. “Gegara ini pak Menteri pun sampai menelepon saya,” tambahnya.
Ia berharap, masyarakat yang menerima beras kurang bagus lebih baik dikembalikan dan diganti dengan beras yang baru. Sebab, ia menilai kesalahan itu memang keterbatasan manusia, bantuan dengan jumlahnya banyak mengontrolnya pun sulit.
“Jadi makanya saya setuju dengan sekarang seharusnya di segel dipatenkan sehingga tidak ada orang yang mau beritikad buruk memasukkan sesuatu,” katanya.
Sementara itu, Pimpinan Bulog Cabang Cianjur Rahmatullah mengatakan, kejadian tersebut perlu diklarifikasi. Ia pun menyebut, beras bercampur plastik di Bojongpicung, Cianjur ini berasal dari supplier swasta.
“Tapi kalo dari kami kami tidak bisa berkomentar banyak karena memang itu sebenarnya supplier-nya dari swasta karena kalu BPNT kami tidak ikut menyalurkan” singkatnya.(ct6/afs)