Berita

Berdiri Sejak 1997, Sale Jari Mutia Rasa jadi Pelopor Sale Pisang di Cianjur

“Saya baru membantu menjalankan usaha bapak sekitar tiga bulan. Sejauh ini cukup lancar, saya mulai memperbaiki strategi pemasarannya. Jika dulu hanya seperti itu-itu saja, saya sebagai anak muda ingin produk bapak lebih milenialis sehingga dapat diterima oleh kaum muda zaman sekarang,” jelas Rizki.

Rizki mengaku sangat menikmati pengalaman ini. Sebagai anak muda, ia awalnya kerap merasa sedikit gengsi untuk berbisnis di bidang makanan tradisional seperti sale ini.

“Awalnya pernah gengsi, tapi setelah saya jalani justru kita harus bangga dan berusaha mengembangkan ini. Dari sini saya mengerti jika ingin memulai bisnis kita memang harus konsisten dan disiplin untuk hal-hal tak terduga yang mungkin akan terjadi dalam menjalani bisnis,” papar pria berkemeja hitam ini.

Sebagai anak muda, Rizki patut jadi contoh. Meski baru mulai terjun di dunia bisnis, ia sudah punya planning yang matang dan visi yang kuat untuk memajukan Cianjur.

“Saya ingin mengenalkan pada kaum muda kalau makanan tradisional itu tidak boleh punah, kita sebagai generasi penerus harus mempertahankan ini. Terlepas dari itu, saya juga ingin orang tahu kalau di Cianjur tuh ada produk sale yang sudah berdiri sejak 1997, lho,” lanjutnya.

Saat ini, sale jari Mutia Rasa sudah berkerja sama dengan banyak mitra. Per harinya mereka bisa memproduksi 3.000 kilogram per bulan atau sekitar 25 ton pisang per bulannya. Pemasarannya pun sudah keluar kota bahkan keluar negeri.

“Alhamdulilah sejauh ini pangsa pasar sudah stabil meski ada penurunan di masa pandemi ini. Dalam tiga minggu untuk yang saya handle bisa mendapat omzet kurang lebih Rp10 juta per tiga minggunya. Kalau yang bapak kelola sudah Rp2-3 juta per harinya” beber Rizki.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button