CIANJURUPDATE.COM – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Cianjur dr Yusman Faisal menyebut fogging dan penyemprotan bukan cara mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD) yang efektif.
Ia pun memaparkan sejumlah cara yang efektif untuk mencegah DBD. Mengingat, kasus DBD di Kabupaten Cianjur cukup tinggi dengan jumlah kematian sejak Januari 2024 adalah empat orang.
Menurut dr Yusman, banyak pihak meminta Dinkes Cianjur untuk melakukan penyemprotan dan fogging sebagai cara mencegah DBD. Tetapi, menurutnya itu tidak efektif.
BACA JUGA: Dua Bulan, 300 Kasus DBD Tercatat di Cianjur, Warga Diminta Lakukan Ini
“Fogging itu tidak efektif, banyak sekali permintaan dan tidak bisa kita penuhi semua, apalagi fogging bisa memakan banyak anggaran. Yang harus dilakukan itu membunuh jentik nyamuk, kalau nyamuk dewasa itu malah akan mati sendiri,” tegas dr Yusman, Rabu (28/2/2024).
Membunuh jentik nyamuk harus dilakukan tidak hanya oleh individu, warga perlu gotong royong untuk melakukan pencegah bersama.
“Bisa dengan menguras bak mandi, genangan, dan semua yang berair di lingkungan sekitar rumah, bisa juga pakai bubuk abate. Warga wajib gotong royong dan tidak bisa dilakukan oleh satu orang,” ucap dia.
BACA JUGA: RSUD Cimacan Catat 36 Pasien DBD, Satu Orang Meninggal Dunia
Selain itu, dr Yusman menyarankan warga Cianjur yang terkena DBD wajib ditangani oleh tim medis dan mendatangi fasilitas kesehatan.
“Disarankan warga Cianjur yang terkena DBD itu tidak mencari pengobatan sendiri. Kalau gejala seperti demam tiba-tiba tinggi, pendarahan itu wajib mendatangi faskes, seperti klinik, puskesmas, dan rumah sakit,” kata dia.
Sebelumnya, dr Yusman Faisal menjelaskan, pihaknya sudah memberikan imbauan dari hulu ke hilir tentang pencegahan DBD di lingkungan masyarakat.
BACA JUGA: Cara Menggunakan Bubuk Abate Agar Maksimal Basmi DBD dan Chikungunya
“Kita sudah memberikan imbauan termasuk surat edaran bupati. Mulai dari kecamatan, desa sampai RT, semua pihak harus ikut melakukan pencegahan,” kata dia dihubungi Cianjur Update, Rabu (28/2/2024).
Sejak Januari hingga Februari 2024, setidaknya ada 300 kasus DBD di Cianjur yang tercatat di rumah sakit. Hal ini tidak biasa, kata dia, termasuk ke dalam tren yang sangat tinggi.
“Sekarang ini sudah 300 kasus di yang tercatat di rumah sakit. Ini termasuk tinggi, biasanya itu kasusnya cuma 70-80. Kalau sampai 300 dalam dua bulan, berarti sangat tinggi,” ujar dia.