Bukan Soal Cinta, Keluarga Jelaskan Alasan Pria Cugenang Gantung Diri

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Pihak keluarga membeberkan alasan D (26), pria di Kampung Balandongan RT 02/RW 06, Desa Padaluyu, Kecamatan Cugenang, Cianjur nekat gantung diri. Alasan yang menyebutkan karena masalah asmara dan rumah rusak akibat gempa Cianjur pun ditepis mentah-mentah.

“Semuanya tidak benar. Pertama, itu masalah percintaan, almarhum tidak pernah berpacaran. Kedua, karena rumah ambruk itu juga salah,” kata adik ipar korban, Rahmat (30) kepada Cianjur Update, Selasa (17/1/2023).

Ia menyayangkan kabar yang berseliweran di media sosial tersebut. Sebab, hal itu malah semakin menyakiti hati keluarga.

“Apalagi fotonya di media sosial itu, setiap adiknya atau emaknya lihat itu pasti nangis,” jelas dia.

Dirinya pun berharap masyarakat yang mendengar kabar ini tidak termakan hoaks. Rahmat berharap masyarakat mau mendoakan almarhum.

“Harapannya jangan termakan hoaks. Lebih baik didoain saja semoga almarhum tenang. Jangan memperkeruh suasana,” ucap Rahmat.

Sehari sebelum mengakhiri hidupnya, korban sempat membantu warga sekitar untuk membersihkan puing-puing bangunan yang hancur akibat gempa Cianjur. Akan tetapi, korban diketahui jarang makan.

“Dan, dia kerja itu nggak disuruh-suruh. Tapi memang inisiatif dia, kadang bertanya ke tetangga apa ada yang bisa dikerjain atau nggak,” ungkap Rahmat.

Rahmat menyebut, korban mulai jarang makan sejak seminggu sebelum gempa bumi mengguncang Cianjur. Sehingga, ia pun menderita penyakit lambung sampai ia mengakhiri hidupnya.

 “Tapi, sebenarnya alhamdulillah makan setiap hari ada. Cuma dia nggak mau makan, sudah disuruh-suruh juga tetap nggak mau. Bahkan, udah sempat diperiksa ke bidan setempat,” jelas dia.

BACA JUGA: Dinas Pendidikan Cianjur Larang Siswa Bawa Lato-Lato Ke Sekolah 

Amalkan Wirid Kakek-Kakek Jadi Alasan Pria Cugenang Gangguan Mental Sampai Gantung Diri

Tidak hanya itu, Rahmat pun menyebut bahwa korban sudah mengalami gangguan mental sejak 2016. Korban kerap marah-marah sendiri, menghayal, menggambar-gambar aneh, bahkan berbicara dalam bahasa Inggris.

“Penyebabnya, katanya dulu ada kakek-kakek yang ngasih dia amalan. Terus mungkin sama dia diwirid,” jelas dia.

Pihak keluarga sudah mencoba mengobati gangguan mental yang diderita korban. Salah satunya adalah dengan mendatangi orang pintar.

“Sempat sadar juga, tapi itu cuma sebentar. Setelahnya begitu lagi,” jelas dia.

Sejak seminggu sebelum gempa mengguncang Cianjur, korban memang sempat murung dan sering melamun. Dari saat itu pun ia menjadi jarang makan.

“Tetapi, saat itu juga dia seperti sadar. Dia tiba-tiba berperilaku normal, lalu minta maaf ke tetangga, sama ke keluarga juga begitu,” jelas dia.

Akan tetapi, memang pihak keluarga tidak pernah terpikir korban akan nekat gantung diri. Bahkan, kejadian tersebut diketahui setelah ia berwudhu di waktu subuh.

“Kejadiannya itu setelah wudhu pas subuh, karena wudhu kan keluarga juga nggak ada pikiran ke sana. Apalagi dia kan memang nggak pernah manjat pohon,” jelas dia.(afs)

Exit mobile version