CIANJURUPDATE.COM – Bupati Cianjur, dr Mohammad Wahyu, menyatakan kesiapannya untuk menghapus kapitalisasi dalam dunia pendidikan dengan mengatur ulang kebijakan study tour di tingkat sekolah dasar hingga menengah pertama.
Biaya yang selama ini digunakan untuk kegiatan tersebut diharapkan dapat dialihkan ke kebutuhan lebih mendesak, seperti sembako atau biaya pendidikan bagi saudara kandung siswa.
Pernyataan ini disampaikan Wahyu pada Senin (24/2/2025) dalam sebuah keterangan resmi.
Ia mengungkapkan bahwa kebijakan mengenai study tour untuk SMA dan SMK memang berada di bawah kewenangan provinsi, sebagaimana telah disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat.
Namun, untuk jenjang TK, SD, dan SMP, yang menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten, ia akan segera mengambil langkah konkret.
BACA JUGA: Dedi Mulyadi Tegaskan Larangan Study Tour Sekolah Meringankan Beban Orang Tua
“Insya Allah saya langsung membuat aturan mengenai hal tersebut, sehingga orang tua bisa lebih tenang. Biaya ratusan ribu hingga jutaan rupiah yang sebelumnya dikeluarkan untuk study tour dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan yang lebih penting, seperti sembako atau biaya sekolah kakak maupun adiknya. Selain itu, orang tua tidak perlu berhutang hanya demi mengikuti kegiatan ini,” ujar Wahyu.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa aturan ini juga bertujuan untuk menghilangkan kekhawatiran para orang tua yang takut nilai anaknya akan terpengaruh jika tidak ikut serta dalam study tour.
Ia menekankan bahwa kapitalisasi pendidikan di sekolah harus dihapuskan agar tidak membebani keluarga siswa.
“Piknik atau liburan lebih baik dilakukan bersama keluarga. Saya yakin orang tua tahu apa yang terbaik untuk anak-anaknya,” tambahnya.
Dengan adanya kebijakan ini, diharapkan beban ekonomi orang tua dapat berkurang, sementara pendidikan tetap berjalan dengan prinsip keadilan dan kesejahteraan bagi semua pihak.
BACA JUGA: Bupati Cianjur Segera Siapkan Aturan Study Tour Sekolah Tingkat Kabupaten
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa kebijakan larangan study tour bagi sekolah bertujuan untuk meringankan beban ekonomi orang tua siswa.
Dedi Mulyadi menyadari kebijakan ini menimbulkan kekecewaan bagi sejumlah siswa yang telah merencanakan study tour maupun kunjungan industri.
Namun, ia menegaskan bahwa kebijakan ini diambil demi kepentingan keluarga, terutama bagi orang tua dengan kondisi ekonomi pas-pasan.
“Saya tidak masalah dicaci maki. Saya ini orang tua, dan tindakan yang saya lakukan demi kebaikan semua. Tidak semua siswa berasal dari keluarga mampu. Banyak orang tua yang harus berhutang demi biaya study tour anaknya,” ujar Dedi Mulyadi.