CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Keluhan adanya calo di RSUD Sayang Cianjur viral di media sosial. Seorang warganet bernama Aida Resty memposting keluhannya di grup Kabar Cianjur pada 6 September 2019 lalu.
Aida mengunggah beberapa foto suasana antrean di RSUD Sayang Cianjur. Bukan pengunjung yang antre, tapi berbagai benda seperti sendal, kresek, hingga bungkus rokok.
“Hari gini masih ada calo di RSUD SAYANG CIANJUR dg naro botol,kresek,bungkus roko dll sbg ciri/tanda antrian nomer bagian dpn,dg harga antara 10rb – 20rb.
Kasihan sm yg mau berobat dtg subuh dg harapan pingin nomer paling depan antara 1 s/d 20 eh sdh di kuasai sm calo2 tsb kl mau hrs byr.
Kpd pemerintah segera di tindak lanjuti spy gak ada calo/pungli di rsud sayang cianjur,” tulisnya dalam postingannya.
Kiriman itu pun sudah ratusan kali disukai dan puluhan kali dibagikan. Berbagai tanggapan pun bermunculan.
Cianjur Update pun mengonfirmasi postingan Aida. Ia mengeluh dimintai uang oleh seorang calo antrean dengan besaran Rp10 ribu sampai Rp20 ribu. Saat itu dirinya mengunjungi rumah sakit untuk mengjenguk keluarganya yang sedang sakit.
“Saat datang untuk mengambil antrian kami dimintai uang 10 ribu,” tuturnya kepada Cianjur Update, Senin (9/9/2019).
Ia mengatakan, besaran uang yang diminta beragam. “Bahkan katanya yang ada yang sampai 15 bahkan ada 20 ribu,” tambahnya.
Kesulitan Tidak Ada Bukti
Wakil Direktur RSUD Sayang Cianjur, dr. Yusman, mengatakan bahwa dirinya menelusuri kebenaran adanya calo antrean di rumah sakit.
“Menurut temen-temen di bagian pendaftaran sih sepertinya ada, hanya kesulitan untuk membuktikannya,” tuturnya.
Ia mengatakan, pihak rumah sakit merasa kesulitan membuktikan bahwa adanya pasien yang menggunakan jasa calo. Tidak ada saksi dan barang bukti berupa tanda terima dan lainya.
“Kami tidak bisa membuktikan kalau pengunjung yang melaporkan, namun tidak ada bukti fisiknya atau saksi,” tuturnya.
Pihak menejemen hanya bisa melakukan pengetatan di pendaftaran, dengan melakukan penjagaan bersama antara sekuriti dan petugas pendaftaran.
Ia juga menyarankan agar pengunjung yang jauh dari rumah sakit untuk melakukan pendaftaran online.
“Bagi yang jauh bisa melakukan pendaftaran online dimana satu nomor telpon hanya berlaku untuk satu pasien yang mendaftar. Bilamana terindikasi nomor telepon tersebut melakukan pendaftaran setiap hari, maka wajib untuk diblok,” tambahnya.
Jika terjadi lagi hal serupa, pengunjung bisa melaporkan ke pihak berwenang. “Kalau lapor ke RS biasanya buktinya juga tidak ada. Jadi kami hanya bisa memperketat di sistem saja. Untuk menangkap atau menindak bukan kewenangan kami,” tandasnya.(ct3)
Reporter : Arip Saripudin
Editor : M Reza Fauzie