CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Tablig Akbar Gus Miftah dalam rangka peringatan Hari Santri Nasional di Alun-alun Cianjur, digeruduk sebuah ormas, Selasa (22/10/2019). Gus Miftah pun menceritakan kejadian tersebut di akun Instagramnya @gusmiftah.
Gus Miftah mengatakan bahwa dirinya memiliki dua jadwal Tablig Akbar yaitu di Kota Sukabumi dan di Alun-alun Cianjur.
“Semalam saya ada 2 tabligh akbar. Jam pertama di Kota Sukabumi, berjalan dengan sukses. Jam kedua di Alun-alun Cianjur,” tulisnya di akun instagramnya.
Gus Miftah mengungkapkan bahwa ia sampai di Alun-alun Cianjur pada pukul 22.30 WIB dengan suana yang sudah tidak kondusif.
“Segerombolan ormas teriak-teriak dan merangsek ke panggung utama, saya bersikukuh untuk bisa naik panggung, karena jamaah yang datang begitu banyak nya, dan berharap mendengar ceramah saya,” tulisnya.
Gus Miftah menuturkan, pihak panitia penyelenggara Hari Santri Nasional hendak melakukan perlawan pada ormas tersebut. Namun, Gus Miftah mengimbau agar lebih baik menagalah saja.
“Saya nggak apa-apa, nggak jadi ceramah asalkan suasana segera kondusif, saya nggak mau ada dampak yang lebih besar,” tuisnya.
Berdasarkan saran dari pihak kepolisian, Gus Miftah pun dievakuasi ke Mapolres Cianjur. “Atas saran pihak kepolisian saya di evakuasi ke Polres Cianjur,” tulisnya.
Gus Miftah pun meminta maaf kepada seluruh jamaah atas gagalnya ceramah yang akan ia berikan.
“Terima kasih kepada semua panitia peringatan Hari Santri Kabupaten Cianjur, saya yakin yang kita lakukan tidak sia-sia dan pasti dapat pahala dari Allah SWT,” tulisnya.
Di akhir unggahannya, Gus Miftah berharap semua pihak dapat menahan diri. Ia pun mengaku dalam keadaan baik-baik saja dan tengah berdakwah di Bengkulu.
“Teriring doa dari saya, semoga semua bisa menahan diri, saat ini saya dalam keadaan baik-baik saja dan sedang safari dakwah di Bengkulu. Terima kasih.” tutupnya.
Gus Miftah Digeruduk Ormas di Cianjur
Sebelumnya diberitakan, Tablig Akbar Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah) di Alun-alun Cianjur didatangi sejumlah massa dari sebuah ormas. Polisi pun berupaya mendamaikan dengan mendengarkan aspirasi kedua belah pihak.
Kapolres Cianjur, AKBP Juang Andi Priyanto, mengatakan kejadian tersebut terjadi karena sekelompok massa tidak terima dengan acara tersebut. Sebab, adanya kabar bendera tauhid yang tidak boleh berkibar.
“Sudah kami damaikan. Jadi, satu pihak itu tidak terima bendera tauhid dilarang berkibar. Seperti dipusat yang hanya boleh mengibarkan bendera NU dan merah putih,” katanya saat dihubungi, Rabu (23/10/2019).
Diketahui, tablig akbar ini merupakan rangkaian acara peringatan Hari Santri Nasional 2019. Kemudian, massa yang datang memprotes mengenai adanya penampilan dari Wali Band dalam acara itu.
“Ya akhirnya, massa tadi membalas ‘ini kok ada Wali dekat masjid’ dan semacamnya,”ujar Andi.
PLT Bupati dan Kapolres Cianjur Lakukan Mediasi
Guna menyelesaikan masalah tersebut, Plt Bupati dan Kapolres Cianjur melakukan mediasi di Pendopo Cianjur bersama sejumlah tokoh agama serta panitia pelaksana HSN, Kamis (24/10/2019) untuk menghindari kesalahpahaman mengenai pengibaran bendera Tauhid ketika acara berlangsung.
Ketua Pelaksana HSN, H Pipin meminta maaf atas segala hal yang terjadi di dalam kegiatan yang diselenggarakan di Alun-alun Cianjur tersebut.
Salah seorang panitia HSN, HM Ichsan menuturkan, sebelumnya sudah melakukan bersama pihak kepolisian bahwa pada pelaksanaan tablig akbar tidak akan ada bendera yang berkibar termasuk bendera merah putih. Namun saat kejadian tidak ada seorang pun aparat yang mengamankan peristiwa itu.
Menanggapi hal tersebut, Kapolres Cianjur AKBP Juang Andi Priyanto mengatakan, kesalahpahaman terkait pengibaran bendera bendera tersebut harus didamaikan. Kapolres menuturkan, pihaknya tidak hanya menyosialisasikan bendera yang dilarang kepada masyarakat, tapi juga terhadap pihaknya sendiri.
Kapolres pun mengatakan bahwa bukan berarti aparat tidak tegas. Tetapi kedepannya, jika dalam sebuah kegiatan terdapat permasalahan, yang pertama mengambil tindakan adalah panitia terlebih dahulu.(ct1)