Gaya Hidup

Cerita Kunjungan Studi ke Kampung Naga

Sungai yang bernama Ciwulan dan di sebrangnya merupakan Leuweung Larang. Saat dekat sawah, dijelaskannya bagaimana sistem pengolahan sawah dan berbagai jenis padi yang ditanamnya. Dan memenag nampak air sungai yang tidak surut meski telah kemarau panjang, membuktikan Kampung Naga ini mendapatkan pasokan air yang baik untuk mengolah pertaniannya nalong/kolam ikan yang cukup banyak.

Terlihat airnya normal-normal saja dengan volume yang stabil. Ikan-ikan yang diternak masyarakat adat Kampung Naga begitu banyak dan ukurannya besar- besar. Lalu saya diajak untuk melihat secara langsung proses penumbukan padi. Ibu- ibu yang sedang asik menumbuk padi di Saung Lisung, sayapun turut mencoba menumbuk padi mengunakan halu (alat penumbuk berbentuk panjang) dan Lisung (alat tempat padi disimpan untuk ditumbuk).

Halu yang digunakan ternyata cukup berat, membuat saya merasa cepat pegal. Melihat ibu- ibu yang terus saja menumbuk tanpa terlihat merasa pegal, membuat saya kagum. Meski usianya sudah cukup rentan namun ternyata sayapun kalah oleh mereka.

Mungkin ini menjadi salah satu faktor karena terbiasanya mereka melakukan kegiatan menumbuk padi mengunakan halu dan lisung.
Setelah ditumbuk padi yang sudah jadi beras ditapi untuk membersikannya dari cangkang- cangkang padi menggunakan nyiru wadah bundar berukuran cukup besar.

Saung Lisung yang berada di atas balong (kolam ikan) memudahkan limbah padi langsung turun ke kolam dan menjadi makanan untuk ikan-ikan di bawahnya. Itu merupakan salah satu bentuk kecil dalam pemanfaatan libah dengan baik oleh Masyarakat adat Kampung Naga.

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9Laman berikutnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button