Gaya Hidup

Cerita Kunjungan Studi ke Kampung Naga

Kerajinan Kampung Naga

Tentu yang paling nampak dari pemukiman adalah bentuk- bentuk rumah yang begitu beraturan, karena setiap rumah harus saling berhadapan berderet. Dan memiliki arsitektur yang samadengan makna-maknanya. Bedanya hanya jumlah pintu ada yang satu dan dua sesuai banyak keluarga.

Selain itu, hal yang paling mencuri perhatian saya adalah aktifitas para Masyarakat adat Kampung Naga, yang kebanyakan menjajakan kerajinan- kerajinan di depan rumahnya. Kerajianan berupa hasil anyaman dan yang lainnya yang dibuat oleh sendiri sebagai aktifitas di dalam rumah.

Saya dan beberapa teman yang lain mendapat kesempatan memasuki rumah salah satu warga, melihat secara langsung bentu dan isi rumah. Ruangan terdiri dari ruang depa, dua buah ruangan kamar, dan dapur. Peralatan yang berada di dalam ruamahpun masih begitu tradisional.

Saya menemukan tungku untuk memasak menggunakan bahan bakar kayu, dan beberapa perabotan yang masih sangat tradisional. Lampu cempor kaca yang menggantung disuatu ruangan, dan dua buah lampu patromak yang tersimpan disuatu galar.

Lebih unik ternyata setrikaan juga masih mengunakan setrika yang mengunakan arang untuk mendapatkan suhu panas. Dan saya baru sadar ternyata di setiap pintu rumah, ataupun bangunan yang lainnya ditempel suatu gantungan yang dipercaya oleh masyarakat sebagai tolak bala.

Sebagai penjaga keselamatan bagi mereka.Ternyata bukan hanya orang-orang Indonesia atau dalam negri yang sering berkunjung ke Kampung Naga ini. Orang–orang dari luar negara juga sering ada yang berkunjung, kami bertemu dua orang turis wanita dari Holland Belanda yang juga sedang mengali berbagai informasi dan kebudayaan- kebudayaan yang dimiliki kampung Naga.

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9Laman berikutnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button