Cerita Kunjungan Studi ke Kampung Naga
![](/wp-content/uploads/2019/11/IMG-20191104-WA0030-780x470.jpg)
Mungkin ini karena sebab hari nyepi sehingga menjadi pantrangan untuk menyampaikan dan menceritakan bagi Pak Tatang dan warga yang lainya. Kami pun memahami dan tak banyak komentar lagi.
Saya cuci tangan di pancuran dekat masjid lalu masuk untuk mengantri mengambil makanan. Pertama mengambil piring yang ternyata masih menggunakan piring dari bahan seng/almunium, mencirikan itu salah satu perabotan yang masih tradisional. Nasi putih dan berbagai lauk pauk merjajar dalam wadah diatas meja, ada goreng ayam, ikan asin , sambal sayur dan kerupuk.
Air minum teh hangat, dan tak lupa ada beberapa runtuyan pisang yang menjadi cuci mulutnya. Setelah sesi makan selesai, suara pukulan beduk diikuti suara adzan terdengar berkumandang dari masjid. Meski tak menggunakan pengeras suara, adzan cukup terdengar jelas karena Balai Patemon berada tepat di sebelah Masjid.
Saya bergegas untuk melaksanakan salat dan mengabil wudhu sebelumnya. Setelah selesai saya kembali lagi ke Balai Patemo, untuk beistirahan sebentar karean diluar begitu terasa panas, mungkin karena kemarau yang sudah berkepanjangan.
Istirahat sudah terasa cukup, saya memutuskan beraktivitas di luar, meski panas rugi rasanya jika hanya diam disaat penelitian lapangan seperti ini. Mengikuti kembali arahan Pak Tatang, saya dan beberapa rekan diajak untuk melihat cara pembutan langsung kerajinan anyaman yang diproduksi oleh masyarakat.
Sebenarnya dalam penelitian lapangan kali ini lebih banyak data tentang artefak/barang-barang produksi masyarakat yang didapatkan. Selain karena Hari Nyepi ternyata memang banyak benda-benda kerajinan yang diproduksi oleh masyarakat adat Kampung Naga ini.