Cerita Kunjungan Studi ke Kampung Naga
Akhirnya saya memilih melepaskan diri dan mencari informasi dari tempat lain. Menelusuri bagian Kampung yang belum sempat terlewati, dan saya merasa harus saya injak setiap sudut kampung ini. Selain menghilangkan rasa penasaran, hal itu juga menjadi kepuasan tersendiri bagi saya setiap mendatangi tempat baru.
Saya berjalan kebagian paling atas kampung, hingga saya rasa ini sudah paling ujung, lalu duduk di dekat sawah dan meliahat begitu hebatnya Kampung Naga dari atas sana. Selewat saya memperhatiakan bagian paling belakang kampung, terdapat pagar yang dibangun di sepan sebuah kebun dan ada satu pintu yang juga ditutup.
Sebenarnya saya begitu penasaran dengan tempat itu, tetapi saya tak berani lebuh mendekatinya atau bahkan mengabil foto. Selain karena saya tak bersama pemandu, takutnya itu dilarang dan saya berusaha menghormati adat/aturan yang ada.
Teknologi dan Perkembangan Zaman
Tak sengaja saat berjalan- jalan, saya dan beberapa teman saya bertemu dengan dua anak laki- laki yang sedang bermain bersama. Namun hal yang cukup menarik perhatian saya, mainan yang mereka gunakan adalah gawai/Hp. Karena saya pikir di Kampung seperti ini berbeda dengan daerah perkotaan dalam penggunaan gawai/HP bagi anak- anak.
Sukam berusia sekitar 10 tahun tengah duduk di bangu kelas 5 sekolah dasar, merupakan anak keempat dikeluarganya. Dan Dodi berumur sekitar 8 tahun tengah duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar, merupakan anak keempat dari keluarganya. Keduanya bersekolah di SDN 1 Neglasari, berada di atas atau di luar Kampung Naga, karena Kampung Naga tidak memiliki sekolah khusus untuk masyarakatnya.