Nasional

Cerita mahasiswa Indonesia meloloskan diri dari penembakan di masjid Selandia Baru: ‘Allah mengarahkan saya’

Sekitar jam 19.00 baru kami dievakuasi sama polisi. Saya diantarkan ke rumah, sampai di rumah jam 19.30

Ketika Irfan dan beberapa rekannya dapat lari menyelamatkan diri, seorang seniman asal Sumatera Barat dan anaknya yang baru berusia dua tahun menjadi korban penembakan di sebuah masjid di Linwood, pinggiran Kota Christchurch, Selandia Baru, saat salat Jumat (15/3).

Korban diketahui bernama Zulfirman Syah dan saat ini sedang dirawat setelah menjalani operasi di Christchurch Public Hospital.

Menurut Hendra Yaspita, selaku kakak Zulfirman Syah, adiknya sempat berkomunikasi dengan salah satu anggota keluarga saat hendak berangkat salat Jumat bersama anaknya yang berusia dua tahun.

“Dia menelepon kakak saya yang perempuan melalui aplikasi Whatsapp, Dia memberitahu mau berangkat salat Jumat. Ternyata kejadiannya seperti ini,” kata Hendra dengan suara tercekat seraya menahan tangis kepada wartawan BBC News Indonesia, Jerome Wirawan, Sabtu (16/3) dini hari WIB.

Setelah salat Jumat, Hendra mendapat kabar dari seorang paman bahwa Zul mengalami luka tembak di masjid Kota Christchurch. Adapun pamannya diberikan informasi oleh anaknya yang berteman dengan istri Zul di Facebook.

“Saya cek langsung ke adik ipar saya, diberitahukan memang adik saya dan anak mereka terkena tembakan di masjid kedua,” ujar Hendra.

Anak Zul, sambung Hendra, terkena tembakan di bagian punggung dan kaki.

“Anaknya sekarang, Alhamdulillah makin membaik.

“Kalau adik saya, Zul, masih di ICU. Kemarin operasi pertamanya untuk peluru yang menembus paru-parunya. Dia belum bisa berkomunikasi. Alhamdulillah sudah stabil, tapi belum sadar.

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5Laman berikutnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button