Berita

Cianjur PPKM Level 4, Ini Dia Aturan Lengkap yang Harus Dipatuhi

Namun, Herman memastikan situasi ini tidak akan lama. Ia menyebut, Cianjur hanya seminggu saja berada di level 4 dan data pun akan diselesaikan secepatnya.

“Jadi kepada masyarakat, ada kesalahan data yang dilakukan Dinkes, mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Tapi di lapangan, Cianjur ini sudah bagus,” ungkap Herman.

Sementara itu, Plt Kepala Dinkes Cianjur dr Irvan Nur Fauzy menjelaskan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat dan Pemerintah Pusat sudah menyampaikan cleansing data Jabar berkali-kali dan disambut baik.

“Jadi data NAR diperbaiki, karena kasus aktifnya terlalu banyak. Masa aktif terus menerus, ternyata ada yang sembuh dan meninggal, tapi tak terlaporkan,” kata dia kepada wartawan, Selasa (24/8/2021).

Akan tetapi, Irvan mengungkapkan, Pemprov Jabar mengambil pilihan yang lebih ekstrem yaitu data dari Pikobar dimasukkan ke NAR. Inilah yang membuat data di Cianjur seakan-akan tinggi.

“Jadinya jomplang. NAR itu basis datanya dari semua laboratorium yang direkomendasikan Kemenkes. Kalau Pikobar datanya dari semua faskes, jadi angkanya lebih banyak dan sekarang digabungin,” ungkap Irvan.

Sebetulnya, lanjut Irvan, Pemprov Jabar sudah menyampaikan kepada Pemerintah Pusat agar cleansing data tersebut tidak dijadikan indikator level PPKM.

“Maksudnya diputihkan dulu, cuman pusat tetap menjadikan ini sebagai penentu level,” jelas Irvan.

Padahal, Irvan menilai, angka yang ada dalam data hasil cleansing itu adalah angka lama dan bukan kasus yang baru-baru terjadi.

“Jadi data yang lama di Pikobar dicatat kemudian dimasukin ke NAR. Kenapa di NAR tidak dicatat pada saat itu, karena pada saat inputnya bukan laboratorium atau rumah sakit yang punya akun NAR, tapi Pikobar,” terang Irvan.

Laman sebelumnya 1 2 3 4Laman berikutnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button