Cianjur Terancam Krisis Guru ASN pada 2023

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Kabupaten Cianjur terancam mengalami krisis guru Aparatur Sipil Negara (ASN) khususnya untuk tingkat SD dan SMP. Selain faktor sarana dan prasarana pendidikan, hal ini menjadi salah satu penyebab rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Cianjur.

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Cianjur, Moch Asep Saepulrohman menjelaskan, krisis guru ini menjadi salah satu kendala besar ketika peningkatan mutu pendidikan tengah dilakukan.

“Masih banyak guru-guru yang berstatus honorer, bahkan sampai ada beberapa sekolah yang berstatus pegawai ASN hanya kepala sekolahnya saja. Artinya itupun menjadi sebuah masalah juga,” ujarnya pada Cianjur Update, Jumat (23/10/2020).

Ia menjelaskan, sarana dan prasarana pendidikan baik fisik dan non fisik di Kabupaten Cianjur sudah baik. Namun, kekurangan tenaga pendidik menjadi kendala tersendiri, karena di Cianjur hanya ada sekitar 6.000 guru ASN.

“Saat ini jumlah guru di Kabupaten Cianjur hampir 16.000 orang dan dari 16.000 itu yang berstatus ASN hanya ada 6.000. Belum lagi yang sudah meninggal dan pensiun, belum tercatat,” jelasnya.

Dengan demikian, lanjut Asep, para guru honorer yang bekerja di atas dua tahun cukup menjalani seleksi administrasi saja. Seperti surat keterangan mengajar di salah satu sekolah dan dibuktikan dengan surat keterangan kepala sekolah.

“Kasihan seperti yang kemarin di Kecamatan Cibinong, ada guru yang sudah 21 tahun mengajar masih berstatus menjadi honorer,” ungkapnya.

Menurut Asep, keterlambatan pemerintah dalam memenuhi kuota yang tidak seimbang dinilai jadi penyebab kurangnya guru ASN di Cianjur. Karena, lanjutnya, Cianjur hanya diberi kuota 100 orang guru sementara kekurangannya mencapai 10.000 orang. Saat ini, jumlah SD di Kabupaten Cianjur sendiri sebanyak 1.256 dan SMP ada 352.

“Kebijakan seleksi guru ASN ada di ranah pemerintah pusat. Namun efektifnya kalau di tingkat SMP, satu mata pelajaran satu guru dan di tingkat SD satu kelas satu guru. Sehingga tidak ada guru yang mengajar merangkap,” ungkapnya.

Melihat kondisi ini, lanjutnya, diprediksi pada 2023, Kabupaten Cianjur akan benar-benar mengalami krisis guru. Akibatnya, kualitas pendidikan akan semakin menurun.

“Bagaimanapun kualitas pendidikan akan berjalan baik jika diimbangi dengan keberadaan guru yang memadai,” pungkasnya.(afs/sis)

Exit mobile version