Cuma Satu Siswa yang Punya HP, KBM Berlangsung Tatap Muka

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Pembelajaran daring atau online di Kabupaten Cianjur masih belum efektif dan merata. Masih ada saja peserta didik bahkan guru yang kesulitan dengan terbatasnya fasilitas maupun jaringan internet.

Kampung Cilemat RT 04/RW 03, Desa Mentengsari, Kecamatan Cikalongkulon dapat menjadi contoh kecil. Para peserta didik MI Hidayatul Falah terpaksa melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) di rumah salah seorang siswa dengan menerapkan protokol kesehatan karena terbatasnya fasilitas.

“Sudah dua minggu berjalan. Alasannya mengadakan pembelajaran langsung karena di kelas hanya satu murid yang memiliki ponsel. Jadi saya datangi dan lakuan pembelajaran di salah satu rumah murid tapi tetap dengan protokol kesehatan seperti menjaga jarak,” kata sang guru, Chintia Fransisca.

Selain itu, waktu KBM pun dibagi dua. Sesi pertama pada pukul 09.00 sampai 10.00 WIB. Kemudian, sesi kedua pukul 10.00 sampai 11:00 WIB.

“Maksimal kan satu jam belajarnya. Kita bagi dua dengan membatasi murid yang belajar yakni maksimal lima orang yang tentunya jaga jarak sesuai protokol kesehatan,” jelas dia.

Namun, meski dilakukan KBM secara tatap muka, tetap ada kendala yang harus dihadapi. Seperti tidak adanya fasilitas penduduk dalam kegiatan belakar seperti papan tulis.

“Harapannya ingin segera dibuka dan normal kembali.” tukasnya.

Sekolah di 16 Kecamatan Akan Dibuka

Sekolah di 16 kecamatan di Kabupaten Cianjur segera dibuka. Sekolah tersebut berada di zona hijau yang dimulai dari Kecamatan Campaka hingga kecamatan lain di wilayah selatan

Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan, pembukaan sekolah itu tetap menggunakan protokol kesehatan. Sekolah lain yang berada di luar zona hijau masih melakukan pembelajaran secara daring. Rencananya sekolah akan dibuka awal Agustus.

“Pembukannya Insya Allah di awal bulan Agustus secara bertahap, di dua Minggu awal yaitu SMA dan SMK. Kalau perkembangannya bagus baru dilanjutkan SMP dua minggu berikutnya, lalu SD,” tuturnya kepada wartawan, Senin (27/07/2020).

Adapun 16 kecamatan tersebut di antaranya:

Ia menjelaskan, untuk wilayah lainnya masih menerapkan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) yang mempengaruhi status zona. Seperti, pemakaian masker yang ikut berpengaruh dalam pencegahan serta berubahan status zona.

“Seperti yang disampaikan Gubernur Jabar, untuk zona hijau itu sudah boleh. Untuk daerah yang belum itu melihat kedisiplinan penggunaan masker. Status zonanya dulu yang belum hijau.” tukasnya.(afs/rez)

Exit mobile version