
CIANJURUPDATE.COM – Kenaikan harga cabai di Pasar Muka Ramayana Cianjur menjelang Ramadan berdampak besar pada penjualan pedagang.
Sepinya pembeli akibat daya beli masyarakat yang menurun membuat pedagang kesulitan menjual dagangan mereka.
Salah satu pedagang, Ujang Ade, mengungkapkan bahwa harga cabai rawit merah yang sebelumnya berkisar Rp60 ribu hingga Rp80 ribu per kilogram kini melonjak hingga Rp100 ribu.
BACA JUGA: Harga Cabai Rawit Merah di Cianjur Melonjak Jelang Ramadan, Tembus Rp100 Ribu per Kilogram
Kenaikan ini terjadi dalam dua hari terakhir, dipicu oleh cuaca buruk yang menyebabkan pasokan berkurang.
“Kenaikan harga ini sangat berpengaruh. Biasanya saya bisa menjual hingga 15 kilogram sehari, tapi sekarang hanya sekitar lima kilogram. Pembeli yang biasa membeli satu kilogram kini hanya membeli setengah atau bahkan ons-an,” ujar Ujang, Selasa (25/2/2025).
Senada dengan Ujang, Jejen (35), pedagang lainnya, juga merasakan dampaknya.
BACA JUGA: Ini Penyebab Harga Daging Sapi Naik di Cianjur Jelang Ramadan 2025
Menurutnya, lonjakan harga ini merupakan siklus tahunan yang selalu terjadi menjelang Ramadan dan Idulfitri.
“Kalau harga normal, pembeli masih banyak. Sekarang harga sudah Rp100 ribu per kilogram, jadi banyak yang mengurangi belanjaannya. Biasanya pertengahan Ramadan harga turun, tapi seminggu sebelum Idulfitri bisa naik lagi sampai Rp120 ribu,” jelas Jejen.
Tak hanya cabai rawit merah, jenis cabai lain juga mengalami kenaikan harga.
BACA JUGA: Harga Daging Sapi di Cianjur Naik Jelang Ramadhan, Tembus Rp140 Ribu per Kg
Cabai merah tanjung dan cabai merah keriting naik dari Rp60 ribu menjadi Rp70 ribu per kilogram, sementara cabai hijau naik dari Rp40 ribu menjadi Rp50 ribu per kilogram.
Pedagang berharap harga cabai bisa segera stabil agar daya beli masyarakat kembali normal.
“Harga naik, penjualan berkurang, kami pedagang jadi bingung harus bagaimana,” pungkas Jejen.