Deden Nasihin Murka Usai Ditolak Jadi Pemateri Lokakarya KKN di Sukaresmi: Itu Alasannya Tidak Logis

CIANJURUPDATE.COM – Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DRPD) Cianjur, Deden Nasihin, bereaksi keras menyusul penolakan dirinya sebagai pemateri dalam lokakarya yang diadakan di Kecamatan Sukaresmi.

Keputusan tersebut diambil dalam rapat koordinasi panitia lokakarya mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Suryakancana (Unsur) Cianjur dengan pihak Kecamatan Sukaresmi, Sabtu, 27 Juli 2024.

Rapat yang dihadiri oleh ketua dan sekretaris lokakarya tersebut menghasilkan beberapa keputusan penting, salah satunya adalah pembatalan Deden Nasihin sebagai pemateri karena tidak diterima oleh pihak Kecamatan Sukaresmi.

Penolakan terhadap Nasihin sebagai pemateri memunculkan reaksi keras dari Wakil Ketua DPRD Cianjur tersebut.

Deden menegaskan bahwa tindakan aparat kecamatan tersebut tidak mencerminkan semangat demokrasi yang seharusnya melindungi hak-hak sipil, termasuk kebebasan berpendapat, berserikat, dan berkumpul.

BACA JUGA: Barisan Rakyat Deden Nasihin Dukung Penuh Kang Denas Jadi Cabup Cianjur

“Ini adalah kebenaran sebuah demokrasi, di mana hak sipil sangat sangat dilindungi oleh undang-undang, terutama kebebasan berpendapat, kebebasan berserikat, dan kebebasan untuk berkumpul. Penolakan seperti ini menunjukkan bahwa aparat Kecamatan Sukaresmi tidak mencerminkan sikap pemerintah yang demokratis,” ujar Deden.

Deden menilai bahwa penolakan tersebut, jika ditarik ke ranah politik, merupakan penghinaan terhadap institusi DPRD. “Saya sebagai wakil ketua DPRD Cianjur ditolak oleh pihak kecamatan dengan alasan Pilkada. Ini sangat tidak elok. Ini adalah penghinaan terhadap akademisi dan intelektual. Dan yang kedua, ini adalah penghinaan terhadap institusi DPRD,” tegasnya.

Meskipun demikian, Deden tetap menyampaikan apresiasinya kepada mahasiswa dan pihak-pihak yang telah mengundangnya. “Walaupun acara tidak jadi, saya pribadi mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa yang sudah memfasilitasi sharing dan berbagi ilmu dengan saya bersama masyarakat Sukaresmi,” ucapnya.

Lebih lanjut, Deden menekankan pentingnya kesempatan tersebut bagi masyarakat Sukaresmi untuk bertemu dengan wakil mereka dalam kapasitas sebagai wakil rakyat.

BACA JUGA: Kantongi 84.571 Suara DPRD Provinsi, Deden Nasihin Sebut Kemenangannya Sebagai Ikhtiar Bersama

“Aparat Kecamatan Sukaresmi seharusnya merasa bersyukur karena difasilitasi oleh mahasiswa KKN untuk bertemu dengan saya. Baik sebagai wakil ketua DPRD Cianjur maupun anggota DPRD provinsi terpilih,” bebernya.

Deden berharap agar aparat Kecamatan Sukaresmi dapat lebih menghargai upaya mahasiswa dalam memfasilitasi pertemuan antara wakil rakyat dan konstituennya.

“Artinya akan banyak manfaat untuk masyarakat Kecamatan Sukaresmi, bisa berdialog, curah gagasan, dan berdiskusi berbagai hal terkait kepentingan masyarakat Sukaresmi,” katanya.

Selain itu, Deden menegaskan bahwa pihaknya berencana memanggil Camat Sukaresmi ke kantor DPRD guna meminta klarifikasi atas keputusan yang dianggapnya tidak logis tersebut.

“Alasannya tidak logis karena mengingat mengaitkan dengan Pilkada justru jika saya dipandang sebagai calon bupati, ini kesempatan bagi masyarakat Sukaresmi untuk menilai saya jangan kemudian masyarakat seperti membeli kucing dalam karung,” tambahnya.

Deden juga menyoroti indikasi ketidaknetralan aparat Kecamatan Sukaresmi. Menurutnya, jika memang musim Pilkada, hal ini seharusnya tidak menjadi masalah karena forum tersebut bersifat ilmiah, bukan kampanye.

“Posisi saya juga sebagai narasumber, bukan kapasitas sebagai calon bupati. Pilkada saja belum dimulai,” tegasnya.

Keputusan penolakan terhadap Deden Nasihin sebagai pembicara memunculkan berbagai spekulasi di masyarakat, mengingat posisinya sebagai Wakil Ketua DPRD dan bakal calon bupati Cianjur pada Pilkada yang akan digelar serentak akhir November 2024 mendatang.

Terpisah, Camat Sukaresmi Latif Ridwan saat dikonfirmasi membantah bahwa dirinya menolak kehadiran pimpinan DPRD tersebut sebagai pemateri dalam lokakarya.

“Saya tidak tahu, dan tidak mengetahui adanya kegiatan itu,” kata Latif saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (30/7/2024).

Exit mobile version