Dianggap Sesat Sejak 2005, Begini Sejarah Adanya Jemaat Ahmadiyah di Cianjur, Punya Masjid yang Besar?

CIANJURUPDATE.COM – Pada bulan Juli 1947, sebuah sejarah baru muncul dengan berdirinya Jemaat Ahmadiyah di Cianjur, Provinsi Jawa Barat.

Dari sejarah yang ada, Ahmadiyah di Cianjur ini didirikan oleh tokoh-tokoh kunci seperti Raden Ktar, Muhammad Bisri, Nasikin, Raden Mus, dan Raden Hanafiah.

Berdasarkan sejarah yang ada, mereka bersatu dalam misi untuk menyebarkan ajaran Ahmadiyah di wilayah Cianjur yang sudah dianggap sesat dan bukan Islam menurut Fatwa MUI pada 2005.

Letak strategis Jemaat Ahmadiyah di pusat kota Cianjur menjadi basis yang penting untuk kegiatan keagamaan dan sosial komunitas ini.

BACA JUGA: MUI Cianjur Sebut Aliran Sesat Rambut Merah Sudah Melenceng dari Ajaran Islam

Awalnya, Jemaat Ahmadiyah Cianjur mengoperasikan masjid di Kampung Pasarean, yang terletak di tengah pekuburan. Masjid ini menjadi tempat ibadah dan pusat kegiatan bagi jemaat di masa-masa awal berdirinya komunitas.

Namun, seiring dengan perkembangan waktu dan kebutuhan akan tempat ibadah yang lebih representatif, Dres Ahad mengambil inisiatif untuk memindahkan masjid tersebut ke lokasi yang lebih strategis.

Pada tahun 1973, masjid baru didirikan di Jalan Dr Muwardi nomor 152a, di pinggir jalan raya pusat kota Cianjur, sebuah lokasi yang lebih mudah diakses oleh masyarakat.

Pembangunan masjid baru ini tidak berjalan mulus. Pada tahun 1972, ketika proyek pembangunan mencapai tahap 75% selesai, Majelis Ulama Kabupaten Cianjur memutuskan untuk menghentikan proses pembangunan.

BACA JUGA: Fakta Aliran Sesat Rambut Merah di Cianjur, Shalat Cukup Niat hingga Ungkap Ritual di Hutan

Keputusan ini menciptakan tantangan besar bagi Jemaat Ahmadiyah Cianjur, namun mereka tidak menyerah.

Dengan semangat dan tekad, pembangunan masjid dilanjutkan kembali pada tahun 1979 dan akhirnya selesai 100 persen.

Meski begitu, tak lama setelah itu, perluasan jalan oleh pemerintah mengharuskan masjid direnovasi untuk menyesuaikan dengan perubahan infrastruktur kota.

Proses renovasi ini membawa perubahan besar pada masjid, yang kini menjadi dua tingkat dan lebih cantik dibandingkan sebelumnya.

BACA JUGA: Didampingi MUI, 9 Orang Anggota Aliran Sesat Rambut Merah di Cianjur Ucapkan Dua Kalimat Syahadat

Renovasi ini juga menandai tahap baru dalam perjalanan Jemaat Ahmadiyah Cianjur, yang terus berkembang dan melayani komunitas dengan berbagai kegiatan keagamaan dan sosial.

Pembangunan masjid yang baru dan lebih besar ini tidak hanya memperkuat eksistensi Jemaat Ahmadiyah di Cianjur tetapi juga menjadi simbol keberhasilan dalam menghadapi tantangan dan kesulitan.

Sejarah Jemaat Ahmadiyah di Cianjur merupakan cerminan dari dedikasi dan komitmen para pendirinya dalam menyebarkan ajaran Ahmadiyah serta membangun tempat ibadah yang tidak hanya berfungsi sebagai pusat spiritual, tetapi juga sebagai pusat kegiatan komunitas.

Dengan perjalanan yang penuh lika-liku, Jemaat Ahmadiyah Cianjur kini berdiri sebagai contoh ketahanan dan semangat dalam menghadapi berbagai tantangan dalam upaya mewujudkan misi keagamaan mereka.

BACA JUGA: Meresahkan! Sekelompok Warga Diduga Masuk Aliran Sesat di Karangtengah Cianjur

Melalui sejarahnya yang panjang dan penuh tantangan, Jemaat Ahmadiyah Cianjur telah menunjukkan bagaimana sebuah komunitas dapat berkembang dan beradaptasi dengan perubahan zaman sambil tetap setia pada prinsip-prinsip ajarannya.

Exit mobile version