Didominasi Para Gadis Muda, Pedagang Es Cincau di Haurwangi Laris Manis

CIANJURUPDATE.COM, Haurwangi – Siapa yang tak pernah mencoba segarnya es cincau? Pasti pada pernah nyobain kan? Meski tengah musim hujan, nyatanya es cincau yang terletak di perbatasan Cianjur dengan Bandung Barat, tepatnya di Kampung Sukamaju, Desa Haurwangi, Kecamatan Haurwangi, laris dikunjungi pelanggannya. Bukan hanya rasa cincau yang menyegarkan, tapi juga kebanyakan pedagang merupakan para gadis muda.

Salah seorang pedagang cincau di Haurwangi, Tati (35) mengungkapkan, para pedagang di sini didominasi oleh gadis muda usia lulusan sekolah, baik tingkat SMP maupun SMA. Bahkan, lanjut Tati, ada yang masih sekolah juga, karena harus membantu orangtua mencari uang dan sekolah pun sedang menerapkan belajar daring.

“Dari sekitar 50 pedagang di sini, rata-rata memang kebanyakan yang jualan masih pada gadis. Ada yang masih sekolah, ada juga yang udah lulus. Mereka biasanya bantuin nyari uang, karena kan sekolah juga lagi tutup karena Covid-19,” ujar Tati kepada Cianjur Today, Sabtu (16/1/2021).

Tati menuturkan, para gadis muda ini lebih memilih berdagang cincau dibandingkan harus kerja di pabrik. Sebab, lanjutnya, berjualan cincau memang uangnya tak seberapa, tapi kerjanya santai dan tidak terporsir waktu.

“Iya mereka lebih milih jualan cincau daripada di pabrik. Kalau jualan cincau bisa sambil main hape, sementara di pabrik ketat banget ga bisa mainin hape. Full time kerja dan ga santai,” ucap Tati.

Tati menjelaskan, meski pedagang didominasi para gadis muda, ada juga laki-laki dan perempuan yang sudah berkeluarga. Tati sendiri mengaku sudah berkeluarga dan sejak awal tahun lalu sudah berjualan es cincau di sini.

“Saya berjualan di sini udah satu tahun, dengan menjual cincau harganya Rp5 ribuan segelas. Tapi saya juga jual yang lain biar tambah lengkap, ada bakso dan kopi juga,” jelas Tati.

Tati mengungkapkan, di lokasi ini ia tidak membayar sewa tempat, tetapi membayar uang sampah tiap hari Rp3 ribu dan pada Sabtu-Minggu naik menjadi Rp5 ribu. Di sana Tati mengaku berjualan sejak jam 08.00 pagi hingga jam 18.00 sore.

“Jadi semua pedagang di sini tidak bayar tempat, cuma bayar uang sampah. Saya juga berjualan sampai sore dilanjut lagi sama yang lain yang bagian malam,” papar Tati.

Tati bercerita, penghasilan sekarang di masa Covid-19 ini memang sangat menurun bahkan hingga 80 persen. Padahal sebelum ada Covid-19, penghasilan yang didapat lumayan besar. Karena yang datang dari mana-mana, bahkan kebanyakan dari luar Cianjur.

“Sebelum ada Covid-19 ini, allhamdulilah sehari bisa mencapai Rp300 ribu. Tapi pas ada Covid-19, penjualan menurun drastis hingga 80 persen. Apalagi pas di awal adanya Covid-19 sepi banget, orang-orang banyak yang di rumah jadi sepi,” tutur Tati.

Tati mengaku, berjualan es cincau selain karena kebutuhan ekonomi dan membantu keluarga. Ia pun mengungkapkan ada banyak manfaat dari kandungan cincau ini.

“Cincau sendiri juga punya banyak khasiat untuk kesehatan. Misalnya bisa membantu mengatasi panas dalam dan meningkatkan daya tahan tubuh,” imbuh Tati.

Tati berharap, Covid-19 ini segera berakhir, agar jualannya kembali lancar dan orang tidak takut lagi keluar rumah. Sebab, kata Tati, saat ini bukan hanya takut tertular, tapi sekarang razia dari berbagai pihak terus gencar dilakukan dimana-mana.

“Mudah-mudahan Covid ini segera hilang, biar jualan normal lagi dan enggak was-was takut tertular,” tandasnya.(ct9/sis)

Exit mobile version