Dinkes Cianjur Ungkap 7 Kasus Keracunan Massal Selama 2024, Ternyata Ada Ratusan Korban

CIANJURUPDATE.COM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur melaporkan adanya tujuh kasus keracunan massal yang terjadi sepanjang Januari hingga Oktober 2024.

Sebagian besar kasus keracunan ini dipicu oleh konsumsi nasi kotak yang disajikan dalam acara Maulid Nabi dan tahlilan keluarga yang baru saja kehilangan anggota keluarga.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, dr Yusman Faisal, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mencatat tujuh kasus keracunan massal di berbagai wilayah Kabupaten Cianjur.

“Benar, hingga Oktober 2024, kami telah mencatat tujuh kasus keracunan massal di Kabupaten Cianjur,” ujar dr Yusman dalam wawancara pada Rabu (8/10/2024).

Ia menambahkan, keracunan massal ini sering terjadi di acara-acara yang dihadiri oleh banyak orang, seperti peringatan Maulid Nabi dan tahlilan.

“Kasus-kasus ini mayoritas disebabkan oleh konsumsi nasi kotak yang disajikan dalam acara Maulid Nabi dan tahlilan,” jelasnya.

BACA JUGA: Jumlah Korban Keracunan Massal di Ciranjang Meningkat hingga 71 Orang, Sebagian Masih Dirawat

Berikut rincian Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan di Kabupaten Cianjur pada periode Januari hingga Oktober 2024:

  1. Puskesmas Cibaregbeg (22 Januari 2024): 58 orang terpapar, 46 menjalani rawat jalan, 12 dirawat di puskesmas, 2 dirujuk, tanpa korban meninggal.
  2. Puskesmas Kalapatunggal (18 April 2024): 53 orang terpapar, 34 menjalani rawat jalan, 19 dirawat, tanpa korban meninggal.
  3. Puskesmas Cijati (21 April 2024): 65 orang terpapar, 9 menjalani rawat jalan, 56 dirawat, 1 orang meninggal.
  4. Puskesmas Gekbrong (30 Mei 2024): 29 orang terpapar, 25 menjalani rawat jalan, 4 dirawat, tanpa korban meninggal.
  5. Puskesmas Sukaluyu (30 September 2024): 78 orang terpapar.
  6. Puskesmas Cidaun (3 Oktober 2024): 14 orang terpapar.
  7. Puskesmas Ciranjang (6 Oktober 2024): 77 orang terpapar.

dr Yusman menjelaskan bahwa keracunan ini umumnya disebabkan oleh makanan yang kurang higienis, termasuk dalam proses pengolahan dan penyajiannya.

Faktor kebersihan, sanitasi yang buruk, serta makanan yang sudah basi menjadi penyebab utama.

“Dari hasil uji laboratorium, bakteri Escherichia coli (E-coli) sering ditemukan sebagai penyebab utama, biasanya berasal dari pencemaran air dan makanan yang terkontaminasi,” tambahnya.

Untuk mencegah kejadian serupa, pihak Dinkes Cianjur telah mengeluarkan surat edaran yang menekankan kewaspadaan dini terhadap keracunan makanan, serta meningkatkan pengawasan lintas sektor terkait.

BACA JUGA: Polisi Selidiki Kasus Keracunan Massal di Ciranjang Cianjur

“Kami sudah menyebarkan edaran ke berbagai pihak untuk memperketat pengawasan agar kasus serupa dapat dicegah,” kata dr. Yusman.

Sebagai langkah penanganan, pasien keracunan massal yang dirawat di puskesmas dan RSUD akan mendapatkan layanan gratis, meskipun layanan ini belum mencakup rumah sakit swasta.

“Untuk layanan puskesmas dan RSUD, pembiayaan ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah, namun untuk rumah sakit swasta kami belum bisa memberikan gratis,” jelasnya.

Dr. Yusman menegaskan, sejauh ini tidak ada indikasi bahwa keracunan tersebut disebabkan oleh zat berbahaya yang sengaja dimasukkan ke dalam makanan.

“Hingga kini, kami belum menemukan bukti adanya tindakan kriminal dalam kasus-kasus keracunan ini,” pungkasnya.

Exit mobile version