Disebut Tidak Datang ke Lokasi Longsor Campakamulya, Ini Pembelaan BPBD Cianjur

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Pemerintah Desa Mekarjaya, Kecamatan Campakamulya, Cianjur mengonfirmasi hanya ada puluhan rumah yang rusak, akibat longsor yang terjadi pada Selasa (2/11/2021).

Sebelumnya dikabarkan, dampak longsor mengakibatkan ratusan rumah rusak. Beruntung, tidak ada korban jiwa, namun kerugian ditaksir mencapai Rp300 juta.

Namun demikian, Kades Desa Mekarjaya, Ahmad Saepudin menyayangkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur belum ada yang turun ke lokasi bencana.

LONGSOR: Akibat longsor di Campakamulya, sebanyak 50 rumah mengalami kerusakan, mulai berat, sedang, hingga ringan. (Foto: Istimewa)

Ia menjelaskan, jumlah keseluruhan rumah yang rusak akibat pergerakan tanah ada 50 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari lima kedusunan.

“Pertama dusun Gunung Kemang, Dusun Bongas, Dusun Cilimus, Dusun Lewibitung, dan Dusun Mekar Manah. Jadi jumlahnya 50 KK itu dari keseluruhan dusun yang ada di wilayah Desa Mekarjaya,” ujarnya saat dihubungi wartawan.

Dia mengungkapkan, sementara yang putus jalan akses perekonomian masyarakat itu adanya di Dusun Lewibitung, yang tertimbun longsor di jalan kabupaten akses Jalan Bongas, Kampung Leuwi Bitung, Dusun Cilimus jalan lingkung desa akses jalan Cidadap Hilir Kampung Cilimus.

“50 rumah itu yang tergerus oleh air, tertimpa tanah, sebagain lagi pergeseran tanah tersebut. Alhamdulillah tidak ada korban, pemerintahan desa cepat tanggap dari muka Babinsa, Babinmas, RT, RW, Kadus, dan BPD telah menanggulangi ke pemukiman yang tidak rawan longsor,” ungkap dia.

Dia mengungkapkan, ada dua rumah yang rusak berat yaitu di dusun Cilimus, hingga dirobohkan oleh warga setempat atas dasar kegotongroyongan dan kebersamaan warga setempat. Rumah yang rusak sedang kisaran 20 rumah dan sisanya rusak ringan.

“Sampai saat ini dari pemerintah kabupaten maupun dari BPBD Kabupaten belum ada yang turun. Kami pemerintahan desa kewalahan, kami sendiri inisiatif memberikan bantuan kepada warga satu KK Rp200 ribu, di kali 50 KK, saya kewalahan dan itu dari uang pribadi saya bukan anggaran dari pemerintah,” terangnya.

Ia juga mengungkapkan, saking pedulinya kepada masyarakat, saking butuhnya masyarakat bantuan tersebut, akhirnya pihak desa menyisihkan uang untuk masyarakat yang terkena musibah.

“Sampai saat ini, detik ini, belum ada yang mengkonfirmasi kepada saya pihak pihak atau instasi dari Pemda maupun dari BPBD Kabupaten Cianjur,” ungkapnya.

Bagi yang rumahnya rusak berat telah diungsikan ke tetangga da sodara korban. Pemerintah desa sudah berupaya memfasilitasi ke sekolah atau ke kantor desa, namun para korban yang rumahnya rusak berat, tidak mau dan lebih memilih mengungsi ke keluarga dan tetangga.

“Harapan saya ke depan marilah pemerintah desa dan Pemda kabupaten Cianjur dan BPD BPPD ingin ada kerja samanya. Bagaimana merumuskan, mengantisipasi, dan menyelesaikan musibah ini,” paparnya.

Dengan demikian, lanjut dia, warga setempat yang terkena musibah merasakan keadilan bahwa pemerintah peduli terhadap warga yang terdampak.

“Jangan sampai masyarakat yang terkena musibah ditelantarkan. Dikarenakan masyarakat juga mungkin mengharapkan keadilan dari kabupaten, maupun dari pemerintahan desa,” ucapnya.

Pembelaan BPBD Cianjur

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Cianjur, Ade Bobon mengatakan, ada perwakilan tim BPBD yang datang ke lokasi bencana.

“Namun, dari hasil laporan ternyata itu bukan longsor yang besar, hanya urug (longsor) biasa saja,” ungkapnya kepada Cianjur Update, Kamis (3/11/2021).

Saat ini, pihaknya memiliki banyak kendala ketika bencana terjadi di beberapa wilayah sekaligus. Khususnya dalam hal kendaraan dan jumlah personel.

“Maka dari itu, saat ini kita memaksimalkan Retana, apabila terjadi bencana di desa-desa yang jauh,” tutupnya.(afs/sis)

Exit mobile version