CIANJURUPDATE.COM – Forum Komunikasi Remaja Desa Sabandar (FKRD Sabandar) menggelar diskusi tematik bertajuk “Mendorong Kesetaraan Gender” bagi pemuda Desa Sabandar, Sabtu (26/10/2024).
Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi isu-isu gender yang ada di masyarakat serta memahami kebutuhan yang berbeda berdasarkan gender.
Dipandu oleh fasilitator Siti Rohmawati, diskusi dimulai dengan pengenalan konsep kesetaraan gender, termasuk kebijakan, klasifikasi, serta strategi yang dibutuhkan untuk mencapai kebutuhan gender yang adil.
Diskusi ini berlangsung interaktif dan diikuti oleh tiga kelompok, yang masing-masing membahas tema berbeda.
“Permasalahan Kesetaraan Gender di Bidang Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi”
Siti menjelaskan bahwa tiga kelompok tersebut secara spesifik membahas permasalahan kesetaraan gender dalam bidang yang berbeda.
“Kelompok pertama menyoroti isu kesetaraan gender di bidang pendidikan, kelompok kedua fokus pada bidang kesehatan, dan kelompok ketiga mengeksplorasi tantangan di sektor ekonomi,” ungkapnya.
Dalam diskusi, Siti juga menjelaskan dua jenis kebijakan gender yang ada, yaitu kebijakan buta gender dan kebijakan sadar gender.
“Kebijakan buta gender adalah kebijakan yang tidak mempertimbangkan perbedaan peran, tanggung jawab, atau kebutuhan antara laki-laki dan perempuan. Sebagai contoh, dalam pemilihan ketua OSIS di sekolah yang cenderung mengabaikan faktor gender,” jelasnya.
Sebaliknya, kebijakan sadar gender mengakui adanya kebutuhan dan prioritas yang berbeda antara laki-laki dan perempuan.
BACA JUGA: Ketua GPPI Serukan Peningkatan Kualitas Pendidikan kepada Anggota DPR RI
“Contoh kebijakan ini misalnya memberikan gaji yang setara dan kesempatan karir yang sama antara pria dan wanita dalam dunia kerja,” tambah Siti.
Siti melanjutkan bahwa kebijakan sadar gender diklasifikasikan menjadi tiga kategori yakni kebijakan netral gender, kebijakan responsif gender, dan kebijakan afirmasi gender.
Kebijakan netral gender, misalnya, adalah kebijakan yang tidak secara spesifik ditujukan bagi salah satu gender, namun tetap diharapkan mempengaruhi keduanya secara seimbang.
Contohnya adalah aturan berpakaian umum di tempat kerja atau penyediaan fasilitas seperti toilet terpisah.
Siti berharap agar diskusi ini dapat meningkatkan pemahaman generasi muda tentang pentingnya kesetaraan gender.
“Kesetaraan gender berarti memberikan kesempatan, sumber daya, dan hak yang setara bagi semua orang tanpa diskriminasi. Dalam konteks politik, ekonomi, sosial, dan budaya, kesetaraan gender adalah hak dasar yang harus dinikmati oleh semua orang,” pungkasnya.