Dalam FGD tersebut, dibahas pula peran penting BP Batam dalam mengelola investasi di kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Batam.
Anggota Komisi VI DPR RI, Budhy Setiawan menjelaskan, bahwa diskusi ini memiliki tujuan utama untuk memberikan layanan terbaik kepada para investor dan memfasilitasi proses perizinan yang lebih efisien.
“Kami ingin memastikan bahwa para investor merasa didukung, bahwa Batam tetap menjadi destinasi investasi yang menarik,” ujar Budhy.
Muhammad Rudi, Kepala BP Batam, juga menegaskan, bahwa Kota Batam tetap menjadi salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki khas dalam ber investasi, luar biasa.
Bahkan, menurut data dari Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia (BKPM), investasi asing di Kota Batam mengalami peningkatan sebesar 48,5 persen, mencapai lebih kurang 11,34 triliun rupiah melalui 1.738 proyek. Kontribusi terbesar berasal dari lima negara, yaitu Singapura, Perancis, Jerman, Taiwan, dan Hongkong.
Tak hanya itu, ia juga menyampaikan bahwa Batam, memiliki kontributor utama dalam realisasi Penanaman Modal Asing di Provinsi Kepulauan Riau, menyumbang hampir 80 persen sebagaimana catatan BKPM.
“Prestasi ini mencapai puncaknya pada tahun 2022 ketika Batam menciptakan surplus perdagangan yang signifikan dengan kontribusi besar terhadap ekspor Kepulauan Riau sebesar 79 persen pada tahun tersebut,” kata Rudi.
“Semua prestasi ini adalah hasil dari langkah-langkah strategis yang diambil oleh BP Batam, dengan dukungan kuat dari pelaku usaha dan masyarakat dalam menciptakan iklim berusaha yang kondusif di Kota Batam,” tambah Rudi.
Tentu, dengan adanya upaya FGD ini, diharapkan bisa menjadi peran penting dari BP Batam, supaya laju pertumbuhan ekonomi dan investasi yang berkelanjutan di kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Batam bisa terus maju.
“Kami harap langkah-langkah ini akan terus mendukung investasi dan mempermudah layanan bagi para investor, serta meningkatkan posisi Batam sebagai destinasi investasi yang menarik,” tutup Rudi.***