DPRD Cianjur Ungkap Penyebab IPM Rendah
Dia mengatakan sarana pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) yang ada diwilayah Kabupaten Cianjur itu, merupakan salah satu solusi meningkatkan RLS warga dengan rentang usai 25-44 tahun. Ironisnya, sebut Atep, hasil konfirmasi ke Disdikpora Kabupaten Cianjur, tidak ada anggaran untuk menunjang peningkatan RLS.
“Bahkan, kami dari komisi D DPRD Kabupaten Cianjur, dorong Disdikpora Kabupaten Cianjur agar supaya fokus menganggarkan pada anggaran perubahan dengan melibatkan PKBM-PKBM agar memaksimalkan materi pengajaran kepada warga rentang usia 25-44 tahun. Kami meyakini, jika hal ini berjalan maksimal, maka IPM Kabupaten Cianjur bisa terdongkrak,” imbuhnya.
Komisi D pun, kata Atep meminta agar Disdikpora Cianjur dapat mendata ulang warga Kabupaten Cianjur dengan rentang usia 25-44 tahun. Kemudian dilakukan pemilahan warga yang lulusan SD, SMP, atau SMA.
“Memang untuk lebiih mempercepat, pendataan itu bisa melibatkan aparatur desa di masing-masing wilayah karena lebih berdekatan dengan masyarakat. Jika sudah ada database yang riil, kami juga akan membantu mendorong ke pemerintah daerah agar mengalokasikan anggarannya,” tandasnya.
Sebelumnya, Plt Kepala Disdikpora Kabupaten Cianjur, Akib Ibrahim, menuturkan rata lama sekolah di Kabupaten Cianjur di kisaran 7 tahun atau setara kelas 1 SMP. Kondisi tersebut membuat indeks pendidikan relatif cukup jeblok.
”Ini juga berpengaruh terhadap IPM,” kata Akib, belum lama ini.
Akib mengaku ini perlu dilakukan kembali pendataan dan pemetaan anak usia sekolah yang tidak mengeyam atau melanjutkan pendidikan. Formulasinya dibahas bersama PKBM yang notabene berhubungan langsung dengan lingkungan masyarakat.