dr Wahyu Pamer Gelar Dokter di Debat Pilkada Cianjur 2024, Herman: Sekolah Saya Biasa-Biasa Tapi Bisa Jadi Bupati

CIANJURUPDATE.COM – Debat perdana Pilkada Cianjur 2024 menyuguhkan momen menarik ketika dr Wahyu dari paslon nomor 02 menunjukkan latar belakang pendidikannya sebagai dokter dalam merespons pertanyaan paslon nomor 01, Herman Suherman-H Ibang, tentang pemahaman luas wilayah Kabupaten Cianjur.

Pertanyaan Herman Suherman mengenai luas, jumlah kecamatan, desa, dan BUMDes aktif di Cianjur menjadi sorotan penting, menggarisbawahi pemahaman data lokal sebagai elemen kepemimpinan di wilayah yang luas ini.

“Cianjur itu kabupaten terluas kedua di Pulau Jawa. Kita harus tahu wilayahnya secara detail,” ujar Herman, mempertegas pentingnya wawasan mendalam untuk kepemimpinan daerah.

Menanggapi, Ramzi, pasangan dr Wahyu, berpendapat bahwa informasi semacam itu kini mudah diakses secara daring.

BACA JUGA: Berbicara Seni Budaya di Debat Pilkada Cianjur 2024, Ramzi: Saya 25 Tahun di Dunia Entertaint

Menurutnya, pemimpin masa depan seharusnya tidak bergantung pada hafalan tetapi pada keterampilan digital.

“Kondisi sekarang itu, digitalisasi keterbukaan informasi sudah sangat maju. Tinggal search di Google, mau cari apa saja,” ujar Ramzi, menyiratkan bahwa pemahaman wilayah bisa diakses secara praktis.

Namun, dr Wahyu menambahkan perspektifnya bahwa pemimpin tidak harus fokus pada hafalan data dasar seperti jumlah desa atau kecamatan.

Dia juga menyinggung gelar dokternya sebagai indikasi bahwa hafalan bukanlah prioritas dalam menjalankan tugas pemerintahan.

BACA JUGA: Visi Ekonomi dan Pemberdayaan oleh Paslon Pilkada Cianjur 2024 Dalam Debat Perdana

“Hafalan itu buat SD, SMP, SMA. Tapi bupati itu kerjanya berpikir, melakukan, dan memiliki kemauan memajukan kesejahteraan,” ucap dr Wahyu, menjelaskan bahwa pemimpin idealnya berpikir strategis.

Mendengar jawaban tersebut, Herman menekankan bahwa pemahaman terperinci tentang wilayah adalah dasar bagi kebijakan yang tepat.

Ia mengkritik pendekatan paslon 02 yang tampak lebih mengandalkan pencarian daring.

“Seorang pemimpin jangan mencari pembenaran, apalagi kalau bicara Cianjur, kabupaten terluas kedua di Pulau Jawa. Masa tiap hari kita harus searching Google. Kalau tidak paham, bagaimana membangun Cianjur?” ujar Herman.

BACA JUGA: Debat Perdana Pilkada Cianjur 2024: Paslon Bahas Kemiskinan, Pengangguran, dan Pemberdayaan Masyarakat

Herman kemudian menegaskan bahwa pengalamannya selama 36 tahun di pemerintahan Cianjur memberinya wawasan penting yang melampaui hafalan.

“Saya bukan dokter, saya sekolah biasa-biasa, sarjana muda, bekerja di pemerintah Cianjur. Pengalaman saya dari staf sampai bupati, sejarah buat Cianjur,” tandasnya.

Exit mobile version