Dua Bulan, 300 Kasus DBD Tercatat di Cianjur, Warga Diminta Lakukan Ini

CIANJURUPDATE.COM – Musim penghujan jadi musim penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Cianjur. Setidaknya, ratusan kasus tercatat selama dua bulan terakhir.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur dr Yusman Faisal menjelaskan, pihaknya sudah memberikan imbauan dari hulu ke hilir tentang pencegahan DBD di lingkungan masyarakat.

“Kita sudah memberikan imbauan termasuk surat edaran bupati. Mulai dari kecamatan, desa sampai RT, semua pihak harus ikut melakukan pencegahan,” kata dia dihubungi Cianjur Update, Rabu (28/2/2024).

Sejak Januari hingga Februari 2024, setidaknya ada 300 kasus DBD di Cianjur yang tercatat di rumah sakit. Hal ini tidak biasa, kata dia, termasuk ke dalam tren yang sangat tinggi.

BACA JUGA: RSUD Cimacan Catat 36 Pasien DBD, Satu Orang Meninggal Dunia

“Sekarang ini sudah 300 kasus di yang tercatat di rumah sakit. Ini termasuk tinggi, biasanya itu kasusnya cuma 70-80. Kalau sampai 300 dalam dua bulan, berarti sangat tinggi,” ujar dia.

Banyak warga, kata dr Yusman, meminta Dinkes Cianjur untuk melakukan penyemprotan dan fogging demi mencegah DBD. Tetapi, menurutnya itu tidak efektif.

“Fogging itu tidak efektif, banyak sekali permintaan dan tidak bisa kita penuhi semua, apalagi fogging bisa memakan banyak anggaran. Yang harus dilakukan itu membunuh jentik nyamuk, kalau nyamuk dewasa itu malah akan mati sendiri,” tegas dr Yusman.

Membunuh jentik nyamuk harus dilakukan tidak hanya oleh individu, warga perlu gotong royong untuk melakukan pencegah bersama.

BACA JUGA: Cara Menggunakan Bubuk Abate Agar Maksimal Basmi DBD dan Chikungunya

“Bisa dengan menguras bak mandi, genangan, dan semua yang berair di lingkungan sekitar rumah, bisa juga pakai bubuk abate. Warga wajib gotong royong dan tidak bisa dilakukan oleh satu orang,” ucap dia.

Selain itu, dr Yusman menyarankan warga Cianjur yang terkena DBD wajib ditangani oleh tim medis dan mendatangi fasilitas kesehatan.

“Disarankan warga Cianjur yang terkena DBD itu tidak mencari pengobatan sendiri. Kalau gejala seperti demam tiba-tiba tinggi, pendarahan itu wajib mendatangi faskes, seperti klinik, puskesmas, dan rumah sakit,” kata dia.

Tren kasus DBD yang tinggi di Cianjur sangat membebani masyarakat, terlebih mereka yang belum tahu bagaimana dampak terburuknya. Anita Rahayu (23) salah satunya, warga Desa Sukamaju, Kecamatan Cianjur ini sudah hampir dua minggu terjangkit DBD, dan kini dirawat di rumah sakit.

BACA JUGA: DBD di Cianjur Capai 224 Kasus, Dinkes Minta Masyarakat Jaga PHBS

“Gejalanya panas tinggi, gusi berdarah, tidak nafsu makan dan mual. Trombosit saya paling rendah turun sampai 23 ribu, setelah dirawat di rumah sakit, Alhamdulillah sekarang naik ke 30 ribu,” ucap dia.

Saran dokter, ucap Anita, harus rutin makan makanan bergizi dan minum. Mengingat, ada banyak cairan yang hilang ketika terjangkit DBD.

“Saya diinfus buat mengganti cairan, tetapi dokter tetap menyarankan buat rutin makan dan minum. Awalnya berat, sikat gigi aja berdarah, makan juga mual dan tidak nafsu, tapi alhamdulillah sekarang berangsur pulih,” tutup dia.

Exit mobile version