CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Miris, ketika salah seorang petani bunga potong, Aden Ahyar (54) memperlihatkan bunga-bunga yang siap jual terpaksa dibuang karena sepi pembeli. Covid-19 menjadi penyebabnya, Pasar Rawa Belong Jakarta yang menjadi pendistribusian utama untuk menjual bunga terpaksa tutup karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Petani asal Kampung Babakan Nagrak RT 04/RW 04, Desa Kawungluwuk, Kecamatan Sukaresmi ini telah dua bulan lamanya tidak mendapatkan penghasilan. Tak ada pendistribusian membuat Aden harus rela bunga-bunganya terbengkalai.
“Dampaknya besar sekali untuk pertanian bunga potong udah dua bulan gak laku sama sekali semua petani bunganya dibuang,” katanya saat ditemui di rumahnya, Minggu (03/05/2020).
Usaha bunga potong memang butuh modal yang cukup besar. Satu green hous bisa bermodal Rp15 juta. “Sekarang gak ada hasilnya sama sekali karena PSBB, Jakarta ditutup kalau petani bunga larinya ke Jakarta, ekonomi itu 70 persen ekonomi larinya ke Jakarta,” ungkap dia.
Petani dikenal dengan penghasilannya yang tak menentu. Aden yang biasa mendapatkan Rp1 Juta perbulan, terakhir kali ia mendapat penghasilan hanya Rp600 ribu.
“Kalau petani penghasilan gak tentu biasanya paling 1 juta sebulan. Kemarin kita tanam biasanya diborong Rp7,5 juta, kemarin terakhir cuma dapat Rp600 ribu,” ujarnya.
Berhenti Menanam
Saat ini, Aden terpaksa berhenti menanam bunga potong. Kalau lihat situasinya sih, nanam sekarang ke depannya gak tahu,” kata dia.
Keluarga Aden pun terpaksa hidup hemat dan seadanya. Setidaknya untuk beberapa bulan ke depan. “Kalau minta ke anak terlalu sering kan malu. Anak juga sama kena PHK,” ungkap dia
Tak pandang bulu, itu yang Aden lihat dari dampak Covid-19. Semuanya bisa merasakan dampaknya. “Kalau masalah covid ini dari atas sampai bawah itu kena dampaknya oengusaha besar juga sama dampaknya. Apalagi dari menengah kebawah,” kata dia.
Inginnya, pemerintah bisa memperhatikan masyarakat yang berada di daerah yang tak teraentuh sama sekali. “Jangan mau pidato ini itu aja. Kita mintanya diperhatikan dan dilaksanakan juga. Pemerintah nyuruh di rumah tapi solusinya gimana? Orang-orang perlu makan.” tukasnya.(afs)