Dukung PPKM Darurat, Restoran dan Cafe di Cianjur Hanya Layani Take Away
Restoran dan Cafe di Cianjur Hanya Layani Take Away
Menurutnya, kebijakan ini sangat berpengaruh besar pada kesejahteraan karyawan. Akibat dari lokcdown dan karantina, tak sedikit dari mereka yang harus berhenti bekerja.
“Secara pribadi, sebagai pelaksana bisnis di lapangan, cara ini tidak adil dan sangat menghancurkan ekonomi rakyat. Akan tetapi mungkin pemerintah punya pemikiran lain akan hal ini,” ungkapnya.
Ia menerangkan, sebagai contoh karyawan di Geprek Bensu yang awalnya berjumlah 30 orang, sejak PSBB hingga PPKM Darurat ini hanya tinggal sembilan orang karyawan lagi.
“Sebagian kena dampak,
dan yang masih bertahan hanya menerima gaji setengah dari UMR,” jelasnya.
Adapun keduanya mengaku, tetap menjalakan prokes yang sesuai meski hanya take away. Namun soal vaksin bagi karyawan, Geprek Bensu Cianjur menyerahkan keputusan itu secara pribadi kepada karyawan.
“Kalau kami menggunakan prokes vaksinasi apalagi pelayanan makanan dan minuman, tentunya hal tersebut menjadi hal utama di masa sekarang,” lanjut Mulki.
Saat ini Geprek Bensu Cianjur dan Sela Kopi akan berfokus pada order secara online. Pelanggan tetap bisa datang ke lokasi untuk memesan, namun tidak diperkenankan untuk dine in.
Terakhir, keduanya berharap problema Covid-19 segera berakhir, dan masyarakat dapat beraktivitas seperti sebelumnya.
“Harapan ini adalah harapan semua manusia dan juga harapan saya pribadi, semoga pandemi ini segera berakhir. Kasian pengangguran makin banyak, apalagi sekolah tutup, mau jadi apa generasi kita ke depan,” pungkas Tatang.(ega/sis)