Ekonomi Indonesia Tetap Stabil, Inflasi Terkendali di Tengah Penurunan Harga Pangan
Sementara itu, Nilai Tukar Petani (NTP) pada September 2024 naik 0,38 persen dari bulan sebelumnya, mencapai 120,30.
Ini mencerminkan daya beli petani yang terus terjaga meskipun terjadi penurunan harga pangan.
Kenaikan signifikan terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat, yang naik 1,72 persen, didorong oleh peningkatan harga global komoditas seperti kelapa sawit, kopi, dan karet.
Kenaikan ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah dalam mendukung sektor pertanian berhasil memberikan dampak positif bagi kesejahteraan petani.
Pemerintah juga menekankan pentingnya menjaga ketahanan pangan dan stabilitas harga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
BACA JUGA:Â Indonesia Deflasi Lima Bulan Berturut-turut, Mirip Krisis 1998
Inflasi Inti dan Peningkatan Daya Beli Masyarakat
Inflasi inti, yang mencerminkan daya beli masyarakat, tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,16 persen (mtm) atau 2,09 persen (yoy) pada September 2024.
Peningkatan ini terutama dipicu oleh naiknya harga kopi bubuk akibat kenaikan harga kopi global serta biaya akademik yang tinggi seiring dengan berlangsungnya tahun ajaran baru.
Kenaikan inflasi inti ini juga sejalan dengan tren peningkatan belanja masyarakat, sebagaimana dilaporkan dalam survei Bank Mandiri terbaru.
Penurunan Harga BBM Nonsubsidi
Komponen harga diatur pemerintah (administered prices) mengalami deflasi sebesar 0,04 persen (mtm), namun secara tahunan mencatat inflasi sebesar 1,40 persen (yoy).
Penurunan harga BBM nonsubsidi oleh Pertamina pada September 2024 menjadi faktor utama penurunan komponen ini, meskipun inflasi masih tertahan oleh kenaikan harga Sigaret Kretek Mesin (SKM) dan tarif angkutan udara.