CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Gempa di Cianjur dengan kekuatan 3 magnitudo pada Sabtu (5/6/2021) pukul 21.52 WIB dikarenakan adanya aktivitas lempeng sesar Cimandiri.
Gempa tersebut berlokasi di titik koordinat 6.84 lintang selatan dan 107.16 bujur timur. Tepatnya di darat pada jarak 3 kilometer tenggara Kabupaten Cianjur pada kedalaman 10 kilometer.
Dari hasil pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut karena adanya pergerakan dari lempeng sesar Cimandiri yang melintasi Kabupaten Cianjur.
Ada empat kecamatan di Kabupaten Cianjur ternyata menjadi daerah yang berada dalam lintasan Lempeng Sesar Cimandiri. Keempatnya yakni Kecamatan Campaka, Cibeber, Bojongpicung, dan Haurwangi.
Lempeng Sesar Cimandiri merupakan sesar atau patahan geser aktif yang terletak di bagian barat dari provinsi Jawa Barat.
Sesar ini memanjang mulai dari muara Sungai Cimandiri di Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, lalu mengarah ke timur laut melewati Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Subang.
Selain itu mengalami pertemuan dengan Sesar Lembang di wilayah Padalarang dan Sesar Baribis di Subang. Sebagai sesar aktif, Cimandiri bergerak dengan kecepatan gesera 4-6 mm per tahun.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, M Irfan Sofyan mengatakan, pihaknya belum menerima laporan mengenai adanya kerusakan ringan maupun berat akibat gempa semalam. Selama ini masih terpantau aman.
“Belum terima (laporan, red), tapi kita masih terus monitor dari semalam,” kata dia kepada Cianjur Update, Minggu (6/6/2021).
Sudah Survei
Selain itu, kata Irfan, pihaknya sebelum terjadi gempa sudah berkomunikasi dengan BPBD Jawa Barat dan BMKG mengenai sesar Cimandiri yang belum terdata di aplikasi BMKG. Sehingga masyarakat bisa mengetahui dan sedini mungkin dalam antisipasi.
Dari garis lintasan sesar Cimandiri sudah ada survei oleh BPBD Kabupaten Cianjur dan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak mendirikan bangunan. Dari hasil pantauan, tidak ada bangunan yang permanen, hanya beberapa saja bangunan rumah.
“Kalau dari hasil pantauan, itu rumah warga tidak banyak selebihnya tanah kosong. Kita juga sudah meminta kepada BPBD Provinsi Jabar dan BMKG agar bisa memberikan informasi dan data terbaru, sehingga kita bisa melakukan pemetaan daerah yang rawan,” tuturnya.
Bupati Cianjur, Herman Suherman mengimbau agar lebih berhati-hati kepada masyarakat dan tidak menganggap enteng.
“Itu harus lebih hati-hati, karena selain gempa, kita termasuk daerah yang rawan bencana,” paparnya.
Dari data BPBD Kabupaten Cianjur, selama kurun waktu Januari-Juni 2021, bencana gempa baru tercatat dua kali. Sementara bencana lainnya didominasi oleh longsor atau pergerakan tanah sebanyak 50 kejadian, banjir bandang 10, angin puting beliung delapan, gempa bumi dua dan cuaca ekstrem satu.(afs/rez)