Gencatan Senjata Palestina-Israel Dinilai Rapuh, Sementara Dukungan Indonesia Terus Mengalir
CIANJURUPDATE.COM, Jakarta – Gencatan senjata yang dilakukan Palestina-Israel dinilai masih rapuh. Pasalnya pertempuran bisa saja kembali terjadi, meskipun pertempuran 11 hari di Jalur Gaza telah memakan banyak korban jiwa.
Pandangan tersebut disampaikan oleh Abeer Z Barakat, seorang dosen di University College of Applied Science di Jalur Gaza, dalam diskusi virtual tentang Palestina yang diselenggarakan Universitas Islam Indonesia.
“Kami tahu bahwa gencatan senjata ini rapuh. Pada hari pertama pelaksanaan gencatan senjata, pasukan pendudukan Israel kembali menargetkan jamaah di Masjid Al Aqsa,” ujar Abeer melansir Antara, Minggu (23/5/2021).
Secara umum, menurut Abeer, warga Palestina tidak lagi memercayai Israel karena negara penjajah itu tidak mematuhi perjanjian internasional, resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa, ataupun berbagai kesepakatan yang telah dicapai untuk menyelesaikan konflik berkepanjangan antara kedua negara itu.
Karena itu, lanjutnya, meskipun gencatan senjata sudah diumumkan, Abeer menyatakan warga Palestina tahu bahwa setiap saat Israel bisa kembali melakukan pengeboman di Gaza.
“Kami sama sekali tidak aman. Kami tidak tahu kapan perang berikutnya akan datang,” jelas dia.
Pandangan yang sama tentang gencatan senjata terbaru Palestina-Israel juga disampaikan oleh Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri RI, Bagus Hendraning Kobarsyih. Ia merujuk pada bentrokan antara aparat Israel dan jamaah Muslim di Al Aqsa.
Bentrokan itu meletus setelah shalat Jumat (21/5/201), hanya hitungan jam sejak gencatan senjata dimulai pukul 02.00 waktu setempat.