BeritaPendidikan

Guru di Cianjur Tidak Setuju Sekolah Libur Selama Ramadan, Ini Alasannya

Selain itu, kata dia, libur sebagian waktu selama Ramadan bisa meningkatkan kreativitas dan kepekaan anak.

“Sebagian bisa digunakan berkegiatan di rumah untuk masa anak mengaplikasikan yang telah sekolah bekali,” ucap dia.

Lulusan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung ini berpendapat, tantangan pendidik di zaman sekarang tidak jauh berbeda. Menurutnya, anak-anak memang selalu tidak mau dikekang.

“Makanya, ketika banyaknya tugas sekolah mereka merasa itu perintah, bukan tuntunan. Mereka lebih suka dijadikan teman daripada dijadikan anak didikan,” ujar Siti.

Jadi, ujar Siti, untuk kegiatan harus lebih menerapkan pembelajaran yang mengajak bukan hanya menugaskan,” kata dia.

Kegiatan Ramadan di masa lalu, kata dia, sebetulnya masih bisa diaplikasikan. Namun, caranya yang perlu diperaharui.

BACA JUGA: Komisi 1 DPRD Cianjur Apresiasi Program PTSL, Lukmanul Hakim: Harus Bisa Bantu Masyarakat

Siti berpendapat, kegiatan dari sekolah jangan hanya menuntut siswa untuk mengerjakan atau menghasilkan tugas.

“Tapi, pihak sekolah, guru, dan orang tua harus bisa terlibat sebagai penuntun dan pemberi contoh  pada anak untuk bukan hanya mengerjakan tetapi menghasilkan karya dan membentuk karakter positif,” tegas dia.

Siti berharap, pemerintah bisa lebih selektif dalam memberikan putusan. Lebih baik, kata dia, diobservasi dulu baik dan buruknya.

“Agar baiknya bisa diaplikasikan, buruknya bisa hilang dengan dimunculkan kemungkinan buruk berbarengan dengan antisipasinya,” tutup dia.

Hal senada disampaikan Shidqi Wa’dillah (24). Pengajar SMP  IT As-Syauqie Cianjur ini menilai, usulan meliburkan sekolah selama Ramadan memang bagus, tapi harus ada kegiatan yang menggantikan kegiatan di sekolah.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button