Guru di Cianjur Tidak Setuju Sekolah Libur Selama Ramadan, Ini Alasannya
“Karena kalau full libur dan tidak ada kegiatan penggantinya, bisa jadi malah menjadikan siswa bermalas-malasan, bermain gadget tanpa batasan, dan lain-lain,” kata dia.
Shidqi menilai, dari sudut pandang lain, banyak sekolah yang mungkin jadi sumber penghasilan para guru honorer yang ketika diliburkan, akan menjadi petaka baru.
“Jika diliburkan, takutnya menjadi bahan keluh kesah karena mungkin tidak mendapatkan honornya. Simpenya, sekolah libur sama dengan pendapatan tidak ada,” tegas dia.
BACA JUGA:Â Lima Sekolah di Cianjur Mulai Jalankan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG)
Sama seperti Siti Nurlaela, Shidqi juga menilai, usulan meliburkan sekolah sebagian waktu selama Ramadan adalah usulan terbaik.
“Siswa sekarang berbeda dengan yang dulu, dari segi kebiasaan, perilaku dan lain-lain. Takutnya, adanya libur penuh menjadi kesempatan untuk malas-malasan dengan gadget di rumah,” ucap Shidqi.
Jika libur sebagian waktu, kata dia, siswa tetap ada yang mengawasi. Siswa pun akan tetap beraktivitas, bertemu teman-temannya, dan lain-lain.
Guru IPA ini menyebut, tantangan guru zaman sekarang adalah dalam membentuk akhlak dan karakter siswa.
“Aktivitas Ramadan seperti zaman dulu bisa saja dilakukan, mungkin dengan kebijakan yang sesuai dengan keadaan siswa zaman sekarang,” ucap dia.
Dengan adanya usulan ini, Shidqi berharap pemerintah bisa memberikan keputusan yang baik untuk sekolah dan para siswa.
“Lebih memperbanyak program Ramadan aja biar berkah ke guru dan siswa,” tutup dia.