Hampir Terkena Penipuan, Warga Cianjur Ungkap Modus Penyalahgunaan BPJS

CIANJURUPDATE.COM – Seorang warga Cianjur bernama Muhammad Farrel Nasrullah Iskandar (23) nyaris menjadi korban penipuan dengan modus penyalahgunaan BPJS Kesehatan, Kamis (10/10/2024).

Farrel menceritakan bahwa sekitar pukul 8.30 WIB ia menerima panggilan telepon yang mengaku dari pihak BPJS pusat.

“Pada pagi itu, sekitar jam 8.30, saya menerima telepon dari seseorang yang mengaku sebagai pihak BPJS. Orang tersebut menuduh saya mengambil obat di tiga rumah sakit berbeda pada 9, 10, dan 11 September, padahal saya hanya berobat di Cianjur, sesuai dengan catatan JKN saya,” ujar Farrel.

Ia dituduh mengambil obat jenis amfetamin, alprazolam, dan citalopram di tiga rumah sakit di Bandung yaitu RSUD Bandung, RS Hasan Sadikin, dan RS Santosa Bandung Central.

Orang yang menelpon juga mengklaim mendapat informasi tersebut dari seorang bernama Kirana Arifin, yang disebut sebagai CS BPJS pusat.

“Saya dituduh mengambil tiga jenis obat itu di RSUD Bandung pada 9 September, RS Hasan Sadikin pada 10 September, dan RS Santosa Bandung Central pada 11 September. Mereka bilang, informasi ini dari CS BPJS pusat yang bernama Kirana Arifin,” jelasnya.

BACA JUGA: DPRD Cianjur Prihatin Soal Pernikahan Sesama Jenis di Sukaresmi, Wakil Ketua: Ini Kasus Penipuan

Meski kaget, Farrel tetap tenang dan segera memeriksa data JKN-nya melalui ponsel.

Setelah itu, pihak yang mengaku dari BPJS menyuruhnya melaporkan kejadian tersebut ke Polrestabes Bandung agar rekaman CCTV di tiga rumah sakit tersebut bisa diperiksa.

Tak lama berselang, Farrel menerima panggilan dari nomor yang mengaku dari Polrestabes Bandung.

“Aku dihubungi tiga nomor berbeda yang mengaku dari Polrestabes Bandung. Salah satu dari mereka bahkan melakukan panggilan video dan memperkenalkan diri sebagai Aipda Aisyah dari bagian SPKT Polrestabes Bandung,” katanya.

Dalam panggilan video tersebut, Farrel diminta memberikan data pribadi, termasuk NIK dan nomor BPJS.

Namun, panggilan tersebut tiba-tiba terputus, dan ketiga nomor yang sebelumnya menghubunginya mendadak tidak aktif.

BACA JUGA: Penipuan Arisan Online Bodong Diungkap Polres Cianjur, Kerugian Capai Rp 1,2 Milyar

“Mereka tanya nama, umur, tempat tinggal, lalu minta NIK dan nomor BPJS. Saya sempat memberikannya, tapi panggilan video tiba-tiba terputus. Saat saya coba hubungi kembali, ketiga nomor itu sudah tidak aktif,” jelas Farrel.

Setelah kejadian itu, Farrel mengaku cemas karena telah memberikan data pribadinya.

Ia khawatir informasi tersebut disalahgunakan untuk pinjaman online.

“Saya takut data saya digunakan untuk pinjaman online, jadi setelah itu saya langsung mengosongkan semua rekening untuk berjaga-jaga,” ungkapnya.

Farrel, yang sudah menggunakan BPJS selama empat tahun, mengaku baru kali ini hampir tertipu.

Ia berharap agar kejadian serupa tidak menimpa orang lain dan segera diusut oleh pihak berwenang, termasuk BPJS dan Polrestabes Bandung.

BACA JUGA: Waspada! Penipuan SMS BRI Tambah Tarif Transaksi Rp 150 Ribu Per Bulan

“Saya harap kejadian ini tidak terjadi pada orang lain. Semoga BPJS dan Polrestabes Bandung bisa menindaklanjutinya agar tidak merusak citra instansi,” tegasnya.

Farrel juga menyarankan masyarakat untuk memanfaatkan aplikasi JKN agar semua transaksi kesehatan bisa terpantau dengan baik.

“Bagi pengguna BPJS, jangan hanya pegang kartunya. Coba login ke aplikasi JKN agar data terpantau jelas dan jangan sembarangan memberikan informasi pribadi,” tutupnya.

Sementara itu, Krisnawati, Kepala Bagian SDM, Umum, dan Komunikasi BPJS, mengimbau masyarakat untuk melaporkan kasus serupa ke kantor BPJS terdekat.

“Jika ada dugaan pegawai BPJS terlibat dalam penipuan, pungli, atau gratifikasi, laporkan segera ke kantor BPJS terdekat,” kata dia.

Untuk menghindari penipuan, pihaknya sarankan mengurus semua administrasi BPJS Kesehatan melalui kanal resmi.

“Seperti care center 165, aplikasi Mobile JKN, Pandawa, atau langsung ke kantor BPJS Kesehatan,” ucap Krisnawati.

Exit mobile version