KLIK CIANJUR, Cianjur – Potensi harga mie instan yang bisa naik tiga kali lipat mendapat protes dari anak kost. Hal ini dikarenakan, mie instan merupakan produk dengan biaya terjangkau yang bisa dikonsumsi oleh para mahasiswa yang merantau di beberapa kota.
Potensi harga mie instan yang bisa naik tiga kali lipat pertama kali dibeberkan oleh Kementerian Pertanian RI. Kenaikan itu dipicu distribusi gandum yang terganggu karena perang Ukraina-Russia dan berdampak secara global.
Salah seorang mahasiswa UIN Sunan Gunung Jati Bandung, Azri Syahrul Fazri (20) mengaku setelah mendengar kabar bahwa harga mie instan berpotensi naik tiga kali lipat. Menurutnya, mie instan adalah makanan opsional murah yang bisa dikonsumsi selain nasi.
“Orang-orang atau anak kost itu biasanya lari ke mie selain murah tapi bikin kenyang. Apalagi biasanya makan dua bungkus sekaligus, satu aja bisa kenyang apalagi dua,” kata dia kepada Cianjur Update, Kamis (11/8/2022).
Warga Kecamatan Ciranjang Cianjur ini menyayangkan dengan adanya potensi itu. Menurutnya, anak kost yang saat ini tinggal atau berkuliah di daerah lain pun akan memiliki perasaan yang sama.
“Ya, karena produk mie instan itu adalah makanan yang bisa kita konsumsi dengan harga terjangkau, jadi cukup disayangkan,” ungkap dia.
Meskipun begitu, Azri menyebut dampak dari perang Ukraina-Russia terhadap kondisi ekonomi global memang tidak bisa dihindari. Apalagi, dampak tersebut tidak hanya dialami oleh Indonesia.
“Karena itu sudah menjadi skema yang pasti berdampak tidak hanya ke Indonesia tetapi global,” ucap dia.
Perlu Stabilisasi Untuk Mengatasi Kenaikan Harga Mie Instan
Maka dari itu, Azri menyebut, perlu ada stabilisasi ketika distribusi gandum sudah bisa terdistribusi dengan baik. Sebab, menurutnya, ketika tidak terjadi perang pun, selama beberapa tahun terakhir harga produk mie instan naik secara bertahap.
“Mungkin kalau memang tiga kali lipat, maka sangat menyayangkan. Ya mau gimana lagi, itu jadi krisis dunia. Tapi, kedepannya saya harap ada stabilisasi harga agar bisa seperti semula, dan tidak memberatkan kami sebagai anak kost,” ucap dia.
Hal serupa disampaikan seorang mahasiswa Universitas Negeri Jember, Belgies Dewi Fortuna (21). Ia pun mengaku terkejut dengan beredarnya kabar potensi harga mie instan naik tiga kali lipat.
“Mie termasuk salah satu makanan yang mudah dijangkau, apalagi untuk anak-anak kost,” ucap dia.
Warga Desa Nagrak Kecamatan Cianjur ini menyebut, ketika harga mie instan naik, tentu akan menganggu penjualan produk itu sendiri. Bisa jadi produk mie instan tidak laku lagi di pasaran.
“Karena mungkin apara penyuka mie atau anak kost akan memilih makanan lain yang instan dan lebih terjangkau,” tutup dia.(afs)
Berita Terkait