Harga Pangan Tiba-Tiba Naik di Cianjur, Apa Solusi Pemerintah?
Harga beberapa bahan bangunan pun merangkak naik. Besi-besian kini yang awalnya seharga Rp23 ribu sampai Rp65 ribu per batang, kini menjadi Rp30 ribu sampai Rp75 ribu per batang.
Menurut Royhan, yang paling memukul adalah harga semen. Semen yang awalnya berada di kisaran Rp47 ribu per sak, kini menjadi Rp59 ribu.
“Omzet per bulan dulu bisa Rp2,5 juta sekarang paling Rp1,5 juta. Dipengaruhi konsumen juga ramai atau nggak,” ucap dia.
Baca Juga: Harga Telur di Cianjur Naik, Imbas Isu Kenaikan Harga BBM?
Makanan Sehat Makin Sulit Didapat Masyarakat
Menurut dia, bahan bangunan lainnya pun naik meskipun tidak signifikan. Biasanya, Royhan membeli bahan bangunan dari distributor atau toko bangunan yang lebih besar.
“Alasan kenaikan harga itu ke isu BBM naik akhirnya jadi ikut naik semua. Harapannya sih, harga bahan pangan dan BBM bisa stabil,” ucap dia.
Harga pangan yang naik pun dikeluhkan masyarakat Cianjur. Cep Hernawan (46) misalnya, warga Desa Nagrak, Cianjur ini mengaku terpukul dengan harga pangan yang naik.
“Karena pendapatan seorang wiraswasta atau buruh harian belum ada kenaikan. Berarti tambah sedikit yang harus dibeli karena penghasilan belum bertambah,” ucap dia.
Cep mengaku sudah menduga, dengan mencuatnya isu BBM yang naik, akan membuat harga pangan naik. “Pasar pasti wanti-wanti mereka udah mengumpulkan modal duluan menghadapi kenaikan BBM,” ungkap dia.
Atas kenaikan harga ini, menurutnya mau tidak mau harus mengurangi barang yang dibeli. Bahkan, terpaksa menyampingkan makanan gizi seimbang, karena lebih mengedepankan perut kenyang.
Sehingga, ia menilai saat ini masyarakat semakin sulit mendapatkan makanan gizi seimbang. Buah-buahan kini harus dianggap sebagai makanan sekunder dan condong pada makanan yang asal mengenyangkan.